• Beranda
  • Berita
  • Mendikbud : PPPK untuk isi kekurangan guru produktif

Mendikbud : PPPK untuk isi kekurangan guru produktif

5 Desember 2018 14:48 WIB
Mendikbud : PPPK untuk isi kekurangan guru produktif
Sejumlah siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) Rajasa mengoperasikan mesin bubut di pelatihan melukis diatas kain di Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT), Surabaya, Jatim, Kamis (16/2). Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menargetkan akan melatih guru dan siswa SMK negeri dan swasta diseluruh Jatim sebanyak 13.880 orang yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi dan potensi guru dan siswa dalam menciptakan manusia yang produktif. (FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat)

Saat ini ada kekurangan sekitar 72.000 guru produktif

Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengharapkan skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dapat mengatasi kekurangan guru produktif di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
     
"Saat ini ada kekurangan sekitar 72.000 guru produktif. Dengan adanya skema PPPK ini dapat menjadi pintu pembuka dalam merekrut guru yang berkeahlian yang bersumber dari dunia industri," ujar Muhadjir dalam acara rembuk pendidikan kejuruan di Jakarta, Rabu.
     
Muhadjir mengatakan dengan skema tersebut pihaknya berharap bisa merekrut guru yang berasal dari para pensiunan yang berasal dari dunia industri. Dia memberi contoh para pensiunan dunia industri yang tidak lagi membutuhkan uang bisa direkrut menjadi guru SMK.
    
"Dengan demikian kebutuhan guru produktif, bisa dipenuhi dari dunia industri dengan mempercepat revitalisasi," tambah dia.
   
Mendikbud menyebutkan bahwa saat ini hanya sekitar 37 persen guru produktif, sisanya adalah guru adaptif dan akademik. Oleh karena itu, sejak beberapa tahun lalu pihak Kemendikbud menyelenggarakan guru program keahlian ganda, yang bertujuan untuk meningkatkan guru produktif.
    
Selama ini, kata dia,  terjadi kesalahan dalam mengelola SMK. Pembangunan SMK berdasarkan ketersediaan bukan berdasarkan permintaan dari kebutuhan dari dunia industri.  Akibatnya banyak lulusan SMK yang tidak terserap dunia kerja.
    
Mulai 2017, pihaknya melakukan revitalisasi sekolah kejuruan, yang mana disesuaikan dengan kebutuhan industri. Begitu juga dengan kurikulum yang disesuaikan dengan dunia industri. Dengan demikian, Muhadjir berharap ke depan semakin sedikit lulusan SMK yang tidak terserap dunia industri.

Baca juga: Mendikbud: Kurikulum SMK beradaptasi dengan kebutuhan kerja
Baca juga: Kemendikbud bantu revitalisasi 219 SMK

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018