Seperti yang dikutip dari bbc.com, Rabu, federasi atletik Rusia dijatuhi hukuman skorsing sejak November 2015 lalu karena terbukti melakukan praktek doping yang mendapat dukungan dari pemerintah.
Larangan bertanding bagi atlet Rusia akan tetap diterapkan jika sampel dan data dari hasil pemeriksaan labor anti-doping Rusia diperoleh IAAF. Federasi Rusia juga harus membayar seluruh biaya yang telah dikeluarkan untuk gugus kerja IAAF.
"Saya berharap mereka akan menyampaikan data tersebut sampai akhir tahun ini. Tapi saya tidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut ," kata Rune Andersen, kepala gugus kerja IAAF di Rusia.
"Kami belum mendapatkan jaminan kalau data tersebut akan diserahkan langsung kepada kami," katanya.
"Jaminan memang telah diberikan kepada WADA (Badan Anti-Doping Dunia) dan WADA telah menetapkan tenggat waktu 31 Desember 2018 untuk mendapatkan data itu. Kami harus menunggu data dari WADA sebelum menyerahkannya kepada Unit Integritas Atletik," katanya menambahkan.
IAAF untuk kesembilan kalinya telah menolak permintaan atlet Rusia agar sanksi tersebut dicabut.
Keputusan yang diambil oleh IAAF tersebut bertolak belakang dengan organisasi lain seperti WADA dan IOC yang telah mencabut sanksi terhada atletik Rusia.
Pada Februari lalu, keanggotaan Rusia di IOC telah dipulihkan menyusul skorsing dari Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018, sementara WADA mencabut sanksi tiga tahun sejak September lalu.
Sementara itu, akibat dari keputusan IAAF, atlet Rusia dipastikan tidak bisa bertanding di Kejuaraan Indoor Eropa pada Februari 2019 mendatang.
Namun demikian, atlet yang telah memenuhi kriteria anti doping yang ditetapkan IAAF, diizinkan bertanding dibawah bendera netral di Glasgow.
Pada Selasa lalu (4/12), IAAF juga mengumumkan Kejuaraan Dunia Atletik 2023 akan digelar di Budapest, Hongaria.
Baca juga: Federasi Atletik Rusia ajukan banding atas skorsing IAAF
Baca juga: Atletik - IAAF pertahankan larangan Rusia di kegiatan internasional
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018