• Beranda
  • Berita
  • Tentara "teladan" Amerika dijatuhi hukuman 25 tahun karena dukung ISIS

Tentara "teladan" Amerika dijatuhi hukuman 25 tahun karena dukung ISIS

5 Desember 2018 23:21 WIB
Tentara "teladan" Amerika dijatuhi hukuman 25 tahun karena dukung ISIS
Pemandangan yang menunjukkan kerusakan di lokasi setelah serangan udara oleh pesawat tempur Amerika Serikat melawan ISIS di Sabratha, Libya, dalam foto Jumat (19/2/2016). (REUTERS/Sabratha municipality )
Hawaii (ANTARA News) - Seorang sersan Angkatan Darat Amerika Serikat, yang digambarkan bekas rekan-rekannya sebagai seorang "prajurit teladan", pada Selasa (4/12) dijatuhi hukuman penjara selama 25 tahun di pengadilan federal di Hawaii terkait ISIS.

Sersan bernama Ikaika Erik Kang dan berusia 35 tahun itu divonis 25 tahun setelah menyatakan bersalah memberikan dukungan materi kepada kelompok garis keras tersebut.

Sebelumnya pada Agustus, Kang setuju untuk mengaku bersalah atas empat dakwaan pelanggaran hukum terkait antiterorisme dan menerima hukuman 25 tahun yang diajukan.

Hakim Susan Oki Mollway menerima kesepakatan pengakuan bersalah itu dalam persidangan Selasa pagi, demikian dilaporkan saluran televisi Hawaii, KHON2.

Kang mengatakan kepada pengadilan bahwa ia sudah tahu dirinya bersalah, lapor KHON2.

Kang mulai memperlihatkan dukungan bagi ISIS, yang Amerika Serikat dianggap sebagai organisasi teroris asing, pada awal 2016, menurut Departemen Kehakiman AS.

Petugas-petugas intelijen yang menyamar dari Biro Penyelidikan Federal (FBI) mulai bertemu dengan Kang awal tahun ini. Beberapa dari mereka berpura-pura menjadi anggota kelompok militan itu.

Baca juga: AS resmi akhiri operasi lawan ISIS di Libya

Dalam sebuah sesi yang direkam dengan video, Kang memberi mereka peralatan militer dan dokumen-dokumen rahasia serta setuju untuk mengajarkan kepada mereka perkelahian dengan tangan kosong, menurut tim jaksa federal.

Tim pengacara Kang telah mengajukan tiga surat dukungan di pengadilan. Surat-surat itu menggambarkan Kang sebagai prajurit tekun namun menutup diri, yang bergelut dengan gangguan kesehatan mentalnya.

Kakak perempuan Kang, Erika Takahashi, menulis bahwa Kang tumbuh di dalam "keluarga yang sangat kasar". Erika menambahkan bahwa Kang adalah "orang yang sebenarnya hatinya baik."

Dua tentara, yang pernah bekerja sama dengan Kang di pengawasan lalu lintas udara pada pos militer Fort Rucker di Alabama, memanfaatkan surat mereka untuk mendesak hakim agar membantu Kang mendapatkan pendampingan.

Thomas Maia, yang merupakan pengawas pertama Kang di Fort Rucker, menyebut Kang sebagai "prajurit teladan" namun mengatakan ia mengkhawatirkan tingkah laku Kang yang aneh.

Keanehan yang diungkapkan Maia termasuk bahwa Kang menatap dinding selama berjam-jam tanpa henti dengan mengatakan bahwa ia sedang berusaha mendengarkan suara darah yang sedang mengalir di pembuluhnya, tulis Maia.

Baca juga: AS kerahkan helikopter Apache untuk perangi ISIS di Mosul

Maia menulis bahwa upaya dirinya untuk memastikan agar Kang mendapatkan pemeriksaan kesehatan mental ditolak.

"Dia tidak mencari ISIS karena keinginannya sendiri, dia didekati dan secara sosial dirancang FBI atas permintaan Angkatan Darat," tulis Maia.

"Kalau dulu ia (Kang, red) diberi perawatan mental yang memadai waktu saya memintanya, hal-hal seperti ini tidak akan terjadi."

Tim jaksa federal mengatakan Kang setuju untuk menyatakan kesetiaan kepada IS dalam sebuah upacara, yang pura-pura diselenggarakan para agen FBI yang menyamar.

Setelah upacara itu, Kang mengatakan kepada para agen bahwa ia siap membawa senapannya ke pusat kota Honolulu dan siap melancarkan tembakan. Pada saat itulah Kang kemudian dibekuk.

Editor: Tia Mutiasari/Gusti Nur Cahya Aryani

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018