• Beranda
  • Berita
  • Presiden bantu bangun kampus Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta

Presiden bantu bangun kampus Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta

6 Desember 2018 14:50 WIB
Presiden bantu bangun kampus Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam acara milad ke-100 tahun Madrasah Muallimin Muallimat Muhammadiyah, Yogyakarta pada Kamis (6/12/2018) (ANTARA/Desca Lidya Natalia)
Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo berjanji untuk membantuk membangun kampus Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta dalam waktu dekat.
   
"Yang nanti sebentar lagi saya belum lihat gambarnya, tapi sudah ada coret-coretan di sini. Gambar aslinya saja belum dapat. Tapi sudah saya perintahkan kepada Menteri BUMN agar secepatnya dimulai. Nanti Bu Menteri BUMN perintah lagi ke dirut-dirut BUMN, cepat, cepat, cepat," kata Presiden Joko Widodo di Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis.
 
Presiden hadir dalam acara milad ke-100 tahun Madrasah Muallimin Muallimat Muhammadiyah, Yogyakarta.
 
"Sungguh merupakan kebanggaan bagi saya dapat turut memperingati satu abad kiprah muallimin dan muallimaat bagi agama, bangsa, negara, dan rakyat bersama dengan bapak/ibu dan saudara semua," ungkap Presiden.
   
Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Gubernur Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X, tokoh Muhammadiyah Buya Syafii Maarif, Ketua PP Muhammadiyah Haidar Nasir, pimpinan pusat Aisyiyah yang juga istri dari Haidar Nasir, Noordjannah Djohantini. 
   
"Tadi saya juga dibisiki, bahwa banyak sekali alumni dari muallimin yang mendapatkan istri dari muallimaat. Ya kan enggak apa, bagus kan?" ungkap Presiden.
   
Di hadapan para santri dan santriwati tersebut, Presiden juga berbicara mengenai masalah infrastruktur di Indonesia.
   
"Kalau dibandingkan dengan Jawa, di Papua ini masih jauh sekali. Inilah yang kita kejar. Meskipun kemarin kita tahu ada masalah di lapangan, yaitu yang membangun jalan atau jembatan diserang oleh kelompok kriminal bersenjata yang sampai malam tadi informasi yang saya terima yang gugur ada 20 orang. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun," ungkap Presiden.
   
Namun peristiwa itu menurut Presiden tidak menyurutkan rencana pemerintah untuk terus membangun infrastruktur di Papua.
   
"Tidak menyurutkan kita untuk membangun Papuak, karena kita tahu dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, semua memerlukan infrastruktur dan harus kita bangun," tambah Presiden.
 
 Presiden pun meminta agar warga Muhmmadiyah terus menjaga persatuan dan kerukunan antar warga.
   
"Selalu saya sampaikan bahwa aset terbesar bangsa ini adalah persatuan. Aset terbesar bangsa kita ini adalah kerukunan. Oleh sebab itu saya mengajak marilah kita terus menjaga ukhuwah kita, ukhuwah islamiah kita, ukhuwah wathaniah kita sebagai saudara sebangsa dan setanah air," kata Presiden.
 
Sementara Buya Syafii Maarif mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo adalah contoh pemimpin yang sangat memperhatikan umat Islam.
 
"Kalau ada yang mengatakan presiden kurang perhatian kepada Islam itu hentikanlah, sudahlah. Ini yang datang presiden ya, bukan capres tapi presiden, karena capres (calon presiden) tidak boleh datang ke lingkungan pendidikan," kata Buya Syafii.
   
Menurut Buya Syafii, Presiden Joko Widodo adalah presiden pertama yang datang ke sekolah Muhammadiyah tersebut dan membantu membangun kampus untuk Muhammadiyah.
 
"Negara membantu Muhammadiyah harus dibaca dalam kalimat ini, negara dalam pembukaan UUD 1945 tugasnya mencerdaskan bangsa negara tidak bisa melakukan itu semua termasuk menyediakan pendidikan, apalagi Muhammadiyah lebih dulu hadir jadi kalau negara membantu Muhammadiyah sama artinya negara membantu dirinya sendiri," ungkap Buya Syafii.

Baca juga: Presiden Jokowi puji lulusan Muhammadiyah
Baca juga: Jokowi dijadwalkan hadiri milad Madrasah Muallimin dan Muallimat Muhammadiyah
Baca juga: Buya Syafii: Hentikan anggapan Jokowi kurang perhatian terhadap Islam



 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018