Padahal mereka sebenarnya tahu manfaat berolahraga untuk kesehatan tubuh mereka.
Instruktur Zumba, Lalla Munaf di Jakarta, Kamis mengatakan ikut berolahraga dalam kelompok bisa menjadi cara membuat diri termotivasi.
"Saya suka olahraga beramai-ramai, karena mendapatkan kepuasan tersendiri dan mendapatkan energi lebih. Kalau sendiri terkadang malas. Sementara kalau ikut grup bisa saja mendapat motivasi apalagi kalau lihat tubuh instrukturnya bugar," kata dia.
Menurut Lalla, memulai berolahraga sebaiknya tak dibarengi niatan menurunkan berat badan semata terutama bagi mereka yang mengalami berat badan berlebih atau sekedar memperbaiki bentuk tubuh.
"Mulai berolahraga jangan tujuan awalnya fisik. Harus dari mindset mau sehat. Kurus Alhamdulillah. Harus sabar," tutur dia.
Dalam kesempatan itu, Head of Brand and Communication AIA, Kathryn Monika Parapak mengutip data AIA Healthy Living Index 2018 di 16 negara (11 ribu responden) termasuk Indonesia (750 orang) mengungkapkan data negatif mengenai kebiasan orang Indonesia dalam berolahraga.
Data mencatat terjadinya penurunan orang Indonesia yang melakukan aktivitas fisik, dari semula berada di angka 4 pada 2016 menjadi 3,6 pada tahun 2018.
Ada sejumlah alasan orang berhenti berolahraga yakni karena membutuhkan bahyak usaha (37 persen), lebih memilih melakukan hal lain (32 persen), tidak bisa dilakukan di rumah (32 persen), menbutuhkan waktu untuk keluar rumah (31 persen) dan merasa olahraga tidak efektif (30 persen).
"Olahraga saat ini mudah dilakukan. Berbagai sarana olahraga bermunculan tidak hanya di kota besar. Akses informasi yang luas juga memudahkan masyarakat untuk mencari berbagai informasi seputar olahraga," kata Lalla yang juga merupakan pemilik Sana Studio.
Baca juga: Perlu berapa lama berolaharaga agar otak sehat? Ini kata studi
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018