Bandung, (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah mendorong lembaga pendidikan anak usia dini (Paud) menghasilkan little scientist sejak dini sebagai bibit-bibit untuk memunculkan ilmuwan dan peneliti di Indonesia.Kurangnya jumlah peneliti di Indonesia sangat berpengaruh terhadap publikasi ilmiah yang dihasilkan
"Mengutip informasi dari Balitbang Kemdagri menunjukkan bahwa Indonesia memiliki jumlah peneliti yang paling sedikit jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga anggota G-20," kata Dirjen PAUD dan Dikmas Harris Iskandar usai membuka workshop Peningkatan Kapasitas Pendidik untuk Pengembangan Little Scientist di Bandung, Kamis.
Indonesia memiliki perbandingan 89 orang peneliti untuk setiap satu juta penduduk. Sementara, Singapura memiliki 6.658 peneliti per satu juta penduduk.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan antara lain, untuk setiap satu juta penduduk, Brasil memiliki 700 peneliti, Rusia 3.000 peneliti dan India 160 orang.
"Kurangnya jumlah peneliti di Indonesia sangat berpengaruh terhadap publikasi ilmiah yang dihasilkan. Ini cukup memrihatinkan karena penelitian berperan besar dalam memajukan suatu bangsa," tambahnya.
Karena itu, Kemdikbud sejak beberapa tahun terakhir mengembangkan model pendidikan "little scientist" untuk menumbuhkan rasa ingin tahu anak sejak dini melalui fenomena lingkungan sekitar, katanya.
Program little scientist dikembangkan dengan melibatkan Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Keluarga untuk regional Asia Tenggara (ASEAN) atau Southeast Asian Ministers of Education Regional Centre for Early Childhood Care and Education and Parenting (SEAMEO CECCEP).
Namun demikian, menurut Harris keberhasilan program ini terletak pada kesiapan guru dalam mengarahkan anak-anak untuk membiasakan diri melakukan observasi, berani bertanya, mencari jawaban, mengumpulkan data dan sebagainya.
"Secara sadar kita harus memperkenalkan sains sejak usia dini dengan mendorong lembaga-lembaga paud untuk mengadopsi model-model little scientist sehingga pemahaman terhadap sesuatu harus diperkenalkan secara logika dengan dasar ilmiah," katanya.
Terkait rendahnya jumlah peneliti, Harris mengatakan Indonesia tidak sendiri, ada negara lain seperti Thailand bahkan Jerman mengalami penurunan jumlah ilmuwan dan peneliti.
"Kemdikbud menyiapkan insentif bagi paud-paud masyarakat yang berani menerapkan Paud little scientits," tambahnya.
Baca juga: Indonesia-Denmark jajaki kerja sama pendidikan sains
Baca juga: Kualitas madrasah dinilai tidak kalah dengan sekolah umum
Pewarta: Zita Meirina
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018