"Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 53,2 persen, sementara Prabowo-Sandi 31,2 persen dengan selisih 22 persen dengan 15,6 persen lainnya tidak menjawab," kata Peneliti senior LSI Denny JA, Rully Akbar saat merilis hasil survei Pilpres 2019 yang dilakukan pada 10 November-19 November 2018, di Kantor LSI Denny JA di Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis.
Menurut dia, meskipun masih unggul 22 persen, suara Jokowi-Ma’ruf Amin mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yaitu 4,5 persen sementara suara Prabowo-Sandiaga mengalami kenaikan 2,6 persen. Pada hasil survei sebelumnya, yakni Oktober 2018, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 57,7 persen, sementara Prabowo-Sandi 28,6 persen.
Rully mengatakan dengan selisih suara yang masih 22 persen bisa dikatakan tidak ada perubahan signifikan dari elektabilitas kedua paslon.
Hal itu terjadi, kata dia, lantaran kedua kubu pasangan calon terlalu sibuk memainkan perang isu, sementara kampanye tentang program visi dan misi masih diabaikan.
"Pembicaraan di media sosial dan media konvensional ternyata dikuasai oleh perang isu yang sensasional saja, namun terbukti tak mengubah secara signifikan elektabilitas keduanya" ujarnya.
Oleh karena itu, kata Rully, sudah waktunya kedua belah paslon untuk menyampaikan visi dan misi melalui program-program konkret untuk merebut suara paslon lawan maupun swing-voters.
"Kalau sudah masuk ranah program maka masyarakat bisa melihat diferensiasi antara kedua paslon, Jokowi diuntungkan karena masih menjabat sebagai presiden sehingga bisa menunjukkan prestasinya," tuturnya.
Survei dilakukan pada tanggal 10-19 November 2018 dengan menggunakan 1.200 responden di 34 propinsi, dengan metode wawancara langsung. Margin of error survei ini adalah +/- 2.9 persen.
Selain survei, LSI Denny JA juga melengkapi survei ini dengan riset kualitatif dengan metode FGD, indepth interview, dan analisis media.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018