Aplikasi-aplikasi tersebut dirancang untuk mengelabui pengiklan dan mengumpulkan pendapatan dengan berpura-pura bahwa pemilik ponsel telah mengklik iklan.
Aplikasi yang ditarik tersebut telah dipasang lebih dari 2 juta kali oleh pemilik perangkat Android yang tidak mencurigai kecurangan yang terjadi, lansir Phone Arena, Jumat.
Aplikasi berbahaya tersebut menggunakan malware untuk berpura-pura menjadi aplikasi lain yang berjalan di berbagai ponsel iOS dan Android, dan diarahkan untuk meminta iklan melalui server perintah dan kontrol.
Agar tidak menarik perhatian pengguna, iklan muncul di dalam jendela browser tersembunyi yang merupakan tempat interaksi pengguna palsu dengan mereka yang akan menghasilkan klik iklan palsu.
Satu-satunya petunjuk bagi pemilik ponsel adalah adanya penggunaan data yang lebih tinggi dan menguras baterai lebih cepat.
Aplikasi berbahaya tersebut akan mengelabui para pengiklan untuk meyakini bahwa iklan mereka dilihat oleh salah satu dari 249 model Android dari 33 merek berbeda, berjalan di Android 4.4. 2 hingga 7.x.
Aplikasi berbahaya tersebut termasuk Sparkle FlashLight, Snake Attack, Math Solver, ShapeSorte, Tak A Trip, Magnifeye, Join Up, Zombie Killer, Space Rocket, Neon Pong, Just Flashlight, Table Soccer, Cliff Diver, Box Stack, Jelly Slice, AK Blackjack, Color Tiles, Animal Match, Roulette Mania, HexaFall, HexaBlocks dan PairZap.
Jika Anda memasang aplikasi ini di perangkat Android Anda, hapus instalannya sekarang juga. Menariknya, versi iOS dari aplikasi ini disebut aman digunakan, demikian Phone Arena.
Baca juga: Kini bisa pesan Gojek lewat Asisten Google
Baca juga: Google rilis aplikasi Digtal Wellbeing untuk Android One
Baca juga: Google akan pungut bayaran dari produsen ponsel untuk Play Store
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018