Menuju satu desa, satu objek wisata

9 Desember 2018 08:40 WIB
Menuju satu desa, satu objek wisata
Ilustrasi - Wisatawan asing membawa sepeda di kawasan wisata Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (26/11/2018). (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/wsj.)
Lampung Timur (ANTARA News) - Terobosan menggelar beragam festival seni, budaya, dan kuliner sebagai daya tarik pariwisata di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, telah diinisiasi beberapa tahun ini, untuk mempromosikan potensi wisata daerah ini dengan target menjaring lebih banyak wisatawan berdatangan.

Kini, Lampung Timur (Lamtim) pun layak berjuluk Kabupaten Ratusan Festival, mengingat pada tahun 2018 ini terdapat sedikitnya 101 event festival seni, budaya, kuliner dan atraksi digelar oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Timur.

Padahal semula, kabupaten ini lebih banyak dikenal sebagai daerah yang angker, antara lain karena kerap terjadi tindak kriminal, terutama kejahatan perampasan sepeda motor (begal) dan kriminalitas lainnya di daerah ini. Lamtim pun sempat berjuluk Kabupaten Sarang Begal.

Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim sejak awal menjabat 17 Februari 2016, dan merupakan wanita pertama yang menduduki pos jabatan ini di Lampung, bahkan Sumatera, bertekad mengubah imej daerahnya yang angker itu. Imej buruk ini sangat mengganggunya, sehingga dia bersama jajaran berupaya keras mengubahnya menjadi lebih baik.

Chusnunia berobsesi Lamtim dengan banyak potensi yang dimiliki bisa menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Tanah Air, memiliki beragam daya tarik objek wisata alam, seni dan budaya maupun potensi wisata andalan lainnya.

Dia juga bertekad mengatasi masalah keamanan di daerahnya ini, dengan melibatkan peran serta masyarakat dan pihak terkait, bukan hanya bergantung pada aparat keamanan dan pemerintah.

Bupati perempuan yang pertengahan 2019 mendatang akan menjabat Wakil Gubernur Lampung (bersama Gubernur Lampung terpilih Arinal Djunaidi) pun gencar berpromosi ke mana-mana tentang potensi daerahnya. Ia pun mendorong adanya ratusan festival itu terus digelar di daerahnya. Ia meyakini, dampaknya akan terasakan, pelan tapi pasti akan pula dinikmati warga daerahnya ini.

Ia juga bertekad mengurangi angka pengangguran di daerahnya, termasuk melalui rangkaian festival itu, sehingga membuat warga setempat menyibukkan diri melakukan aktivitas positif, kreatif dan bernilai ekonomi, juga mendorong beragam kegiatan untuk menumbuhkan usaha berskala rumahan di perdesaan Lamtim.

Pengangguran yang menurun, dipastikan akan menekan angka kriminalitas, sehingga kabupaten itu dipastikan tidak akan lagi menjadi daerah yang angker.

Menopang semua tekad untuk mengubah Kabupaten Lamtim menjadi semakin baik dan maju, terutama sebagai destinasi wisata unggulan di Lampung, kini setiap desa di daerah ini dianjurkan memiliki objek wisata andalan masing-masing.

Artinya, dengan sebanyak sedikitnya 257 desa, dengan 24 kecamatan, akan ada 257 objek wisata berskala desa di Kabupaten Lamtim ini.

Anjuran itu diutarakan Ketua Penggerak Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Lamtim Odie Ferdiaman.

"Kalau ada objek wisata di setiap desa, akan memberikan dampak ekonomi luar biasa bagi warga sekitar, sehingga para pemuda yang menganggur bisa bekerja di situ dan mendapatkan penghasilan," katanya pula.

Odie mengatakan, setiap desa di daerah ini memiliki potensi wisata sehingga bisa digarap dengan sebaik-baiknya menjadikannya sebuah objek wisata. Untuk itu, menurut dia, tidak perlu keluar uang banyak pula.



Merancang obyek wisata

Menurut Odie Ferdiaman, lahan persawahan yang tersebar pada hampir semua desa di Lampung Timur ini pun bisa dibuat sebagai tempat wisata, tinggal menambahkan spot-spot foto yang menarik dan memoles seperlunya di sana-sini.

"Kalau kepala desanya memiliki semangat, ada niat, masyarakatnya mau, pasti bisa membuat objek wisata di setiap desa di sini," kata Odie lagi.

Odie menyatakan, kelompok sadar wisata yang ada di Lamtim siap mendampingi para kepala desa untuk mendorong adanya objek wisata asli maupun menciptakan objek wisata baru yang menarik di desa masing-masing.

Dia menyatakan, beberapa tahun ini sejumlah objek wisata baru di desa-desa banyak bermunculan di wilayah Kabupaten Lamtim.

Objek wisata tersebut dibuat oleh warga desa masing-masing.

Contohnya adalah wisata hutan mangrove di Desa Sriminosari, Kecamatan Labuhan Maringgai kini mulai menjadi objek wisata terkenal di daerah ini.

Dibuat tahun 2017 atas prakarsa Darmanto, Ketua Koperasi Rukun Sido Makmur dari desa setempat, objek wisata hutan mangrove ini telah didatangi ribuan warga.

Objek wisata hutan mangrove ini juga menjadi wisata edukasi bagi para pelajar dari berbagai tempat. Sejumlah warga negara asing dan turis dari berbagai daerah, bahkan mancanegara, pun mulai berdatangan ke tempat wisata ini.

Menurut Darmanto, adanya wisata hutan mangrove tersebut telah menyerap tenaga kerja warga sekitar dan menumbuhkan usaha-usaha baru seperti warung-warung makanan maupun cenderamata di sekitarnya.

Selanjutnya adalah objek wisata Pantai Kerang Mas di Desa Muara Gading Mas.

Semula pantai yang terbengkalai tidak dirawat ini, telah berhasil diubah oleh perangkat desa dan masyarakat setempat menjadi objek wisata yang diminati pengunjung.

Setiap hari libur, Pantai Kerang Mas kini ramai dikunjungi apalagi pada hari Lebaran, Natal dan Tahun Baru, ribuan warga terutama masyarakat Lampung Timur berbondong-bondong datang ke pantai ini.

Objek wisata Embung Tirta di Desa Tanjung Tirto, Kecamatan Purbolinggo, yang dibuat oleh warga setempat pun sudah ramai dikunjungi.

Wahana hiburan buatan dan spot selfie (swafoto) ini menjadi magnet untuk menarik pengunjung berdatangan ke sini.

Baru-baru ini yang mulai ramai diperbincangkan di media sosial adalah objek wisata Pantai Mutiara Baru di Desa Karyamakmur, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lamtim.

Bupati Lamtim Chusnunia Chalim akhir November lalu pun sempat mengunjunginya, untuk menyaksikan sendiri objek wisata itu, sekaligus mendorong membenahi pengelolaannya menjadi semakin baik agar kian populer.

Kemunculan berbagai tempat wisata buatan di sejumlah desa di Kabupaten Lampung Timur ini seharusnya ditiru oleh para kepala desa di daerah ini yang belum memiliki objek wisata di desa masing-masing.

Apalagi, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo menyatakan jumlah wisatawan baik mancanegara maupun nusantara yang mengunjungi daerah ini rata-rata naik 30 persen per tahun.

"Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, peningkatan jumlah wisman dan wisnus ke Lampung itu rata-rata 30 persen per tahun," kata Ridho, di Bandarlampung, Jumat (7/12).

Ia menyebutkan, pada 2015, wisman masuk Lampung mencapai 114.907 orang dan wisnus 5,53 juta orang. Kemudian, pada 2016, wisman 155.053 orang dan wisnus meroket menjadi 7,29 juta orang. Sedangkan pada 2017 kunjungan wisman mencapai 245 ribu orang dan wisnus mencapai 8,8 juta orang.

Menurut Ridho, peningkatan kunjungan wisatawan tersebut tak hanya karena daya tarik adanya objek wisata yang dimiliki Lampung, namun juga adanya dukungan infrastruktur yang memadai, tempat penginapan, hotel, serta sarana transportasi untuk kenyamanan dan kemudahan mereka yang mengunjungi daerah ini.

Kondisi keamanan dan masyarakat sekitar yang ramah pada wisatawan juga mendukung semua itu, sehingga kunjungan wisatawan ke Lampung terus meningkat beberapa tahun terakhir.

Selain itu, Gubernur Ridho menyatakan bahwa dengan banyak event nasional yang diselenggarakan di Lampung, juga telah mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang berkunjung ke Lampung.

"Kemudian dengan akan diresmikan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, dermaga eksekutif Pelabuhan Bakauheni, dan peningkatan status Bandara Radin Inten II menjadi bandara internasional, akan makin memudahkan wisatawan berkunjung ke Lampung," ujar Gubernur Ridho lagi.

Ridho pun berkeyakinan bahwa Provinsi Lampung telah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Pulau Jawa.

Posisi dan peluang itu seharusnya dimanfaatkan secara optimal oleh setiap daerah di Lampung, termasuk Lampung Timur, dengan daya tarik wisatanya.

Keberadaan objek wisata andalan yang terbukti diminati pengunjung, dipastikan akan berdampak pada perbaikan ekonomi bagi warga sekitar.

Daya tarik beragam objek wisata alam, seni dan budaya maupun atraksi di Bali, sehingga menjadi tersohor dan menjadikan Bali sebagai salah satu destinasi wisata berkelas dunia, membuat masyarakatnya mendapatkan berkah dari kedatangan turis dari mancanegara dan berbagai daerah di Tanah Air hingga kini.

Bagi Kabupaten Lampung Timur, keberadaan beragam objek wisata di desa-desa yang menarik dan terbukti diminati pengunjung, bila terus dikelola semakin baik dan kian gencar dipromosikan, dipastikan akan meningkatkan pula pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah ini.

Dukungan keamanan dari aparat terkait serta paling penting perilaku masyarakat sekitar yang ramah dengan wisatawan, perlahan tapi pasti akan pula menggeruskan stigma negatif yang telanjur melekat bagi Kabupaten Lampung Timur.

Lampung Timur akan bermetamorfosa menjadi daerah yang menarik, apik, elok dan cantik, serta aman dan nyaman, bila desa-desa di daerah ini benar-benar memiliki objek wisata yang berdaya tarik tinggi untuk dikunjungi.*



Baca juga: Abadinya Desa Wisata Edelweiss

Baca juga: Desa wisata berkualitas kelolaan penduduk lokal



 

Pewarta: Budisantoso Budiman dan muklasin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018