• Beranda
  • Berita
  • Menstimulus pariwisata Labuan Bajo lewat pembangunan infrastruktur

Menstimulus pariwisata Labuan Bajo lewat pembangunan infrastruktur

10 Desember 2018 07:12 WIB
Menstimulus pariwisata Labuan Bajo lewat pembangunan infrastruktur
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno berdiri di antara dermaga baru dan lama di Pulau Rinca, Labuan Bajo, Jumat (7/12). (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)

Kami ingin memberikan pengalaman perjalanan yang menyenangkan kepada para penumpang, khususnya wisatawan yang ingin berkunjung ke Taman Nasional Komodo, Pulau Padar dan Pink Beach.

Labuan Bajo (ANTARA News) - Sebagai salah satu dari 10 destinasi yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai Bali Baru, Labuan Bajo memiliki keindahan tersendiri dengan barisan bukit di sepanjang garis pantai yang menawan.

Belum lagi dengan hamparan pasir berwarna merah muda di Pantai Pink dan Pulau Komodo yang menjadi salah satu kejabaiban dunia karena ekosistem yang terbentuk secara alamiah.

Namun, keindahan alam saja tidak cukup untuk menarik lebih banyak wisatawan baik domestik maupun internasional tanpa didukung dengan infrastruktur yang memadai, seperti akses transportasi, baik darat, laut, udara maupun penyeberangan.

Selain itu, masyarakat perlu diberdayakan untuk memaksimalkan potensi yang ada baik dari segi perhotelan, kuliner maupun ekonomi kreatif yang bisa dikembangkan dari usaha kecil mikro dan menengah (UMKM), seperti kerajinan tangan untuk oleh-oleh.

Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melihat perlu adanya perbaikan di segala lini yang bisa mendongkrak perekonomian masyarakat dari sektor andalan Labuan Bajo, yaitu pariwisata.

“Saya melihat Manggarai Barat memiliki potensi yang besar, tapi membutuhkan penataan lebih baik, apalagi dengan dikumandangkannya komodo sebagai hewan langka hanya satu-satunya di dunia yang berada di sini, karena itu kita perlu menjaga dengan baik, menyiapkan tempat-tempatnya dengan benar agar semakin banyak wisatawan,” kata Menteri BUMN Rini Soemarno.

Menteri Rini memerintahkan PT ASDP Indonesia Ferry untuk membangun marina, kapal untuk mengangkut wisatawan ke setiap destinasi favorit, yakni KMP Komodo serta tempat pelelangan ikan (TPI) modern.

Ia juga mengajak enam BUMN, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk , PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) untuk memperbarui dermaga di Pulau Rinca, Komodo.

Saat ini KMP Komodo, Dermaga Pulau Rinca serta TPI Modern sudah bisa digunakan setelah diresmikan oleh Menteri Rini pada Jumat (7/12) lalu.

Kehadiran KMP Komodo dan Dermaga Pulau Rinca diharapkan bisa mendukung kemajuan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. 

Dengan hadirnya KMP Komodo yang dikelola PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), kini masyarakat dan wisatawan bisa memanfaatkan transportasi laut yang aman, nyaman dan terjangkau menuju Pulau Komodo, Pulau Padar dan Pantai Pink.

"Saya terus mendukung agar ASDP tidak hanya mendorong konektivitas antar pulau tetapi juga mampu mendorong pengembangan pariwisata dan perekonomian masyarakat setempat,” katanya.

Adapun, pembangunan Dermaga Rinca menelan dana Rp 4,38 miliar. Keberadaan dermaga baru itu memungkinkan kapal-kapal berukuran besar, termasuk “speed boat” untuk merapat ke Pulau Rinca.

“Sebelumnya Dermaga di pulau ini hanya terbuat dari kayu, sekarang sudah dibangun dengan baik berkat sinergi enam BUMN. Semoga keberadaan dermaga ini bisa membantu masyarakat Pulau Rinca terutama untuk bisa menjadi sarana penunjang transportasi masyarakat. Terima kasih kepada BUMN yang sudah terlibat, “kata Rini.

Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat dalam mengembangkan pariwisata Labuan Bajo yang berada di Kapubaten Manggarai Barat ini.

“Untuk mendorong salah satu provinsi dengan pariwisata terbaik di Indonesia, pembangunan ini menjadi roh buat NTT untuk lebih percaya diri,” ujarnya.

Ia menyebutkan dengan peningkatan APBD dari Rp4,9 triliun tahun ini menjadi Rp5,4 triliun di tahun depan, perlu dikembangkan lagi terutama di sektor kelautan dan perikanan, khususnya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

“Hanya laut Flores yang belum ada industri perikanan di Indonesia, sering saya minta Ibu Susipudjiastuti agar kapal-kapal itu tidak dibom, saya mau ambil itu kapal karena nalayan kami tidak ada kapal,” katanya.

 

Pusat Wisata Kuliner

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan, kehadiran KMP Komodo di Labuan Bajo merupakan salah satu wujud kontribusi ASDP dalam mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat, khususnya yang ingin menikmati keindahan alam di Pulau Komodo, Pulau Padar dan Pantai Pink.

KMP Komodo didesain sebagai kapal wisata berkapasitas 80 orang yang dilengkapi dengan fasilitas dan kenyamanan bagi penumpangnya seperti AC, tempat duduk yang bisa diatur kemiringannya (reclining seat), mini bar, layanan hiburan serta mushola.

Kapal akan melaju dengan kecepatan sembilan knot. Setiap ruangan yang dihadirkan KMP Komodo didesain untuk dapat memberikan kenyamanan lebih kepada penumpangnya.

Salah satu bagian menarik, KMP Komodo menghadirkan area terbuka beratapkan luvre yang berada di bagian atas deck kapal. Di area terbuka ini penumpang dapat duduk-duduk di kursi kayu sembari menikmati pesona laut Labuan Bajo yang semakin membuat perjalanan berkesan. Selain itu, disediakan juga fasilitas kursi bagi penumpang kapal yang ingin berjemur, menikmati keindahan pemandangan Labuan Bajo dari atas kapal.

"Kami ingin memberikan pengalaman perjalanan yang menyenangkan kepada para penumpang, khususnya wisatawan yang ingin berkunjung ke Taman Nasional Komodo, Pulau Padar dan Pink Beach," tutur Ira.

Selain itu, Ia juga ingin mengembangkan TPI Modern lebih dari sekadar tempat pelelangan ikan, tetapi juga menjadi pusat wisata kuliner.

“Kami lakukan pelatihan wirausaha kepada para pemilik lapak di TPI ini yang nantinya akan jadi pusat kuliner warga Manggarai Barat,” katanya.

TPI baru kini akan semakin modern, aman, nyaman, dan tertib yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat setempat dan juga dapat menjadi destinasi kuliner Labuan Bajo. 

Untuk dermaga TPI, kapasitasnya kini mampu menampung hingga 680 unit kapal-kapal jetty berukuran rata-rata tujuh GT, sedangkan untuk tempat pelelangan ikan dengan luas lahan 4.768 meter persegi  dan luas bangunan 2.426 meter persegi akan menyediakan 45 unit kios serta 136 pedagang lapak kering dan basah sebagai lokasi penjualan ikan segar. 

Selain itu, di lokasi TPI juga disediakan fasilitas parkir untuk 50 unit kendaraan, fasilitas Anjungan Tunai Mandiri (ATM) serta tiap Minggu akan digelar kegiatan yang menarik bagi pengunjung dan masyarakat seperti festival ikan, kuliner Labuan Bajo, dan aktivitas lainnya.

Nantinya, TPI modern ini akan diserahkan kepada pemerintah kabupaten Manggarai Barat serta lahan dan bangunan TPI Milik Pemkab akan diserahkan kepada ASDP.

"Kami juga memberikan beasiswa kepada anak Nelayan, rehabilitasi kebersihan lingkungan dan pembangunan bak sampah serta terus mengawal kebersihan di lingkungan TPI ini,” kata Ira.

Sementara itu, Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni sebagai perwakilan sinergi BUMN dalam pembangunan Dermaga Rinca berharap dermaga tersebut bisa memperlancar arus barang sehingga bisa menekan biaya logistik.

“Semoga dermaga ini dapat memberikan manfaat bagi warga Desa Rinca, terutama memudahkan dalam mengangkut logistik , sehingga biaya bisa ditekan dan daya saing bisa meningkat,” ujarnya.*



Baca juga: Menteri Rini resmikan Kapal Wisata Komodo dan Dermaga Pulau Rinca

Baca juga: ASDP ingin TPI Labuan Bajo jadi wisata kuliner


 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018