• Beranda
  • Berita
  • Mulai 2019. Kemenhub kembangkan konsep "tol laut" terintegrasi

Mulai 2019. Kemenhub kembangkan konsep "tol laut" terintegrasi

10 Desember 2018 08:42 WIB
Mulai 2019. Kemenhub kembangkan konsep "tol laut" terintegrasi
Direktur Jenderal Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Capt Wisnu Handoko menunjukkan minicont sebagai konsep "tol laut" terintegrasi. (ANTARA/Juwita Trisna Rahayu)

Minicont merupakan salah satu solusi bagi dunia logistik yang memiliki banyak keunggulan khususnya untuk negara kepulauan seperti Indonesia ini

Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengembangkan konsep "tol laut" yang terintregasi dan terkoneksi end to end dengan menghubungkan antarwilayah di Indonesia serta dapat menjangkau wilayah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (T3P).

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Capt Wisnu Handoko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, menjelaskan bahwa konsep tol laut yang terintregasi dan terkoneksi end to end untuk wilayah T3P akan diterapkan mulai 2019.

Ia mengatakan bahwa untuk keberhasilan konsep tersebut agar bisa diimplementasikan ke wilayah T3P diperlukan terobosan salah satunya adalah inovasi media pengangkutan yaitu mini kontainer (mnicont).

"Minicont merupakan salah satu solusi bagi dunia logistik yang memiliki banyak keunggulan khususnya untuk negara kepulauan seperti Indonesia ini," ujar Wisnu. 

Menurut dia, untuk di Surabaya, konsep tol Iaut sendiri dimulai dengan kapal utama dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dengan kapasitas muatan kontainer sampai dengan 300 TEU, berangkat menuju hub port seperti Batam, Bitung/Tahuna, Kupang, Saumlaki dan Biak.

Setelah tiba di hub port, muatan kemudian dipindah ke kapal pengumpan (KM Kendhaga Nusantara) dengan kapasitas 100 TEU menuju ke pelabuhan pengumpan regional.

Selanjutnya muatan maksimal 20 boks diangkut ke kapal perintis (KM Sabuk Nusantara) menuju pelabuhan pengumpan lokal . 

Kapal perintis merupakan kapal kecil dengan bobot 2.000 GT sehingga sangat cocok dengan karakteristik minicont yang berukuran sekitar tujuh kaki. 

Dan kemudian minicont diangkut oleh kapal LCT 50 GT dan pelra 35 GT untuk dikirim ke pulau-pulau terpencil seperti wilayah Miangas, Kakorotan, Sanana, Bovendigul, Membramo dan lain-lain.

"Dengan dimensi dan karakteristik minicont, saya optimistis bahwa program tol Iaut dapat berjalan dengan baik untuk menjangkau daerah T3P di seluruh penjuru Indonesia," jelasnya. 

Karena itu, Ia berharap agar PT. PMS sebagai produsen minicont, dapat menyelesaikan pembuatan MiniCont mengingat MiniCont diharapkan dapat mengatasi permasalahan logistik sebagai solusi yang cepat dan praktis dengan penyederhanaan alat angkut untuk memotong jalur distribusi serta dapat menjangkau ke seluruh penjuru Nusantara.

Wisnu menambahkan bahwa keberhasilan konektivitas end to end program tol laut selain didukung oleh angkutan laut perintis dan pelra juga perlu didukung oleh angkutan udara perintis, angkutan penyeberangan perintis dan angkutan jalan raya cargo perintis.

"Dengan demikian, semoga tahun 2019, penyelenggaraan tol laut dapat terus memberikan hasil positif berupa adanya penurunan disparitas harga antara wilayah barat Indonesia dengan wilayah timur Indonesia. Untuk itu, saya mengajak semua kementerian dan lembaga serta stakeholder terkait bersama-sama memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan tol laut yang lebih baik lagi," katanya.

Baca juga: Subsidi kapal perintis bakal turun 20-30 persen tahun 2019
 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018