"Penentuan tuan rumah Olimpiade 2032 itu dilakukan pada 2024. Kami mengharapkan dukungan dari semua pihak karena tidak mungkin tim yang akan maju dalam pencalonan itu menggunakan sistem anggaran tahunan sebagaimana dilakukan di Indonesia," kata Ketua KOI Erick Thohir dalam diskusi Komunitas Olahraga Indonesia di Jakarta, Senin.
Erick mengatakan sistem anggaran tahunan akan menyulitkan tim pencalonan Indonesia tuan rumah Olimpiade 2032 karena berpotensi menghadapi pemeriksaan Kejaksaan RI ataupun Kepolisan RI terkait penggunaan anggaran negara.
"Tidak ada persiapan tim nasional itu hanya dalam waktu enam bulan," kata Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) itu.
Erick meminta pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga segera membentuk tim pencalonan Indonesia tuan rumah Olimpiade 2032 pada 2019, termasuk dengan melibatkan semua pihak seperti Kementerian Keuangan, Komisi X DPR RI, Kejaksaan, Kepolisian, bahkan pengurus cabang-cabang olahraga di Indonesia.
Anggota Komisi X DPR RI Noor Achmad mengatakan Komite Olimpiade Indonesia perlu menggelar pertemuan dengan semua pemangku kepentingan untuk menyiapkan sistem anggaran tahun jamak demi menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Ketua Umum Komunitas Olahraga Indonesia Harry Warganegara mengatakan anggaran untuk menyiapkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 itu dapat berasal dari sumber daya swasta ataupun badan usaha milik negara.
"Penggunaan anggaran dari pemerintah tetap dibutuhkan. Tapi, Indonesia juga butuh dukungan pihak swasta dan BUMN, termasuk perusahaan multi-nasional yang berada di Indonesia," kata Harry yang juga menjadi Ketua Komisi Pengembangan Olahraga Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Harry mengatakan anggaran persiapan itu terutama dibutuhkan untuk melakukan lobi dengan negara-negara lain untuk mendukung Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032.
"Kita akan berhadapan dengan India serta Korea Utara dan Korea Selatan yang menjadi satu sebagai calon tuan rumah Olimipiade 2032. Kita harus mencari dukungan terlebih dahulu dari Asia, lalu ke Amerika, Eropa, dan Afrika," ujarnya.
Pendekatan kepada negara-negara anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) itu, menurut Harry, dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan ke dewan olimpiade di masing-masing benua seperti Dewan Olimpiade Asia (OCA) untuk wilayah Asia.
(T.I026/
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2018