Mereka menyuarakan penolakan terhadap kegiatan pertambangan batubara yang ada di wilayah setempat, karena dianggap sebagai industri perusak alam dan penghancur masa depan rakyat.
Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, Pradarma Rupang mengatakan sudah 32 anak telah meninggal di bekas galian tambang, namun hingga kini belum ada tindakan tegas dari Pemerintah Provinsi Kaltim terhadap para pemilik tambang tersebut.
"Belum lagi kasus baru-baru ini aktivitas tambang telah menyebabkan rusaknya fasilas umum di wilayah Sanga-sanga, Kutai Kartanegara, namun sanksi yang diberikan oleh Pemerintah kepada Perusahaan belum menjawab suara rakyat," beber Rupang.
Rupang mengatakan pihaknya mendesak Pemerintah Provinsi Kaltim, untuk bersikap tegas kepada Perusahaan tambang yang telah menjadi penyebab kerusakan lingkungan, merusak fasiltas publik, dan juga telah menghilangkan nyawa anak- anak di Kaltim.
"Kami mendesak agar rekomendasi Komnas HAM benar-benar dijalankan. Kami memantau kebijakan Gubernur dan wagub yang baru, agar betul- betul ada agenda keselamatan rakyat dan pelestarian lingkungan," kata Rupang.
Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi menemui para pendemo didampingi Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kaltim, Wahyu Widhi.
Namun diluar dugaan, kehadiran orang nomor dua di Kaltim tersebut justru mendapat cibiran dari para pendemo.
"Mana pemimpinmu, kami minta Isran (Gubernur) yang datang," teriak pendemo yang merasa kecewa karena Gubernur tidak ada di tempat.
Hadi mengatakan bahwa Gubernur tidak bisa hadir lantaran mewakili Kaltim pada pertemuan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) di Jakarta.
Hadi menegaskan saat ini ia berjuang untuk kepentingan masyarakat Kaltim. Bahkan ia mengaku tak memiliki kepentingan apapun dengan tambang.
"Saya berbicara dengan hati yang tulus. Saya tegaskan di sini, saya tidak punya kepentingan dengan tambang. Komitmen saya mengabdi untuk masyarakat Kalimantan Timur. Saya ingin bekerja lebih baik untuk masyarakat Kaltim," ucap Hadi.
Pernyataan Hadi kepada para pendemo, sempat mendapatkan interupsi, sehingga membuat Hadi kecewa dan geram dengan sikap para pendemo yang tidak menunjukkan respek saat dirinya berbicara.
"Saya bicara temanmu bicara juga. Sekarang saya bicara kalian mengolok-olok. Saat kalian bicara sampai setengah jam, mulut saya tidak bergerak," katanya.
Demonstrasi bubar usai Hadi menjawab tuntutan para pendemo.
"Saya minta Kepala Dinas ESDM kumpul pada Selasa (11/12) inspektur tambang akan kita panggil, saya koreksi semua," ungkap Hadi disambut tepuk tangan para pendemo.
Baca juga: Presiden Jokowi minta Kaltim tak bergantung pada sektor pertambangan
Baca juga: Gubernur Kaltim tutup 10 perusahaan tambang batu bara
Pewarta: Arumanto
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018