Sleman (ANTARA News) - Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak memastikan seluruh sabo atau kantong material di semua sungai berhulu di Gunung Merapi dalam kondisi baik dan siap menampung material vulkanis jika terjadi banjir lahar hujan.Saat ini seluruh sabo dam yang ada di lereng Gunung Merapi dalam kondisi yang baik
"Saat ini seluruh sabo dam yang ada di lereng Gunung Merapi dalam kondisi yang baik dan siap untuk mengantisipasi ancaman lahar hujan. Sabo sudah siap, sesuai dengan spesifikasi teknik yang ada," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS-SO) Tri Bayu Aji di Sleman, Selasa.
Di Kabupaten Sleman sungai yang aliran airnya berhulu di Gunung Merapi meliputi Sungai Gendol, Boyong, dan Kuning. "Masing-masing sabo dam memiliki daya tampungnya, masing-masing," katanya.
Ia mengatakan jika material vulkanik yang terlontar dari Merapi sebanyak saat erupsi 2010, dipastikan seluruh sabo dam tidak dapat menampung semua material vulkanik.
"Namun paling tidak terjadi banjir lahar hujan, bisa menghambat aliran lahar hingga tidak sampai ke Kota Yogyakarta," katanya.
Tri Bayu mengatakan saat ini sabo dam yang dibangun BBWS-SO sebanyak 300 sabo dam yang tersebar di berbagai daerah.
"Sabo dam tersebut di antaranya di Sungai Wiro Kabupaten Klaten, Sungai Gendol, Sungai Boyong, Sungai Kuning di Sleman, di Kabupaten Magelang juga ada," katanya.
Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto mengatakan erupsi Merapi 2010 mengakibatkan dam yang difungsikan sebagai kantong lahar dan penghalang aliran lahar panas jebol.
"Di Sungai Gendol ada 14 sabo dam yakni di Dusun Kaliadem, Kopeng, Batur, Manggong, Ngancar, Banjarsari, Bakalan, Bronggang Suruh, Jetis, dan Brongkol yang semuanya di Kecamatan Cangkringan," katanya.
Ia mengatakan baru 10 di antara 14 dam tersebut yang sudah nampak pascaerupsi Merapi 2010.
"Dari Dusub Kaliadem hingga Kopeng ada empat sabo dam yang masih terkubur material vulkanis," katanya.
Baca juga: Dua korban meninggal akibat banjir bandang Probolinggo
Baca juga: Banjir di Kampar Riau tewaskan seorang bocah
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018