Surabaya (ANTARA News) - Indonesia sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim perlu lebih cepat untuk mengejar ketertinggalan ekonomi syariah dibanding negara-negara lain.tidak usah dibandingkan dengan Malaysia jauh, Uni Emirat Arab, jauh. Kita juga kalah dengan Australia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pembukaan diskusi "Indonesia Sharia Economic Festival" di Surabaya, Selasa, mengakui saat ini Indonesia terlambat beberapa langkah dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
"Bagaimana kita tertinggal, tidak usah dibandingkan dengan Malaysia jauh, Uni Emirat Arab, jauh. Kita juga kalah dengan Australia," ujar Perry.
Perry menyoroti keterlambatan itu dalam bidang produksi komoditas industri halal. Seharusnya, kata Perry, Indonesia bisa menjadi negara eksportir komoditas industri halal tanpa bergantung dari negara lain.
Bahkan, kata Perry, Indonesia juga belum lebih unggul dibanding negara-negara yang penduduknya mayoritas non muslim seperti Australia, dan Thailand yang mampu mengekspor komoditas industri halal ke negara mayoritas berpenduduk muslim.
"Saya berpikir masa kita harus impor bumbu rawon halal dari Thailand," ujarnya.
Baca juga: BI sebut pesantren bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi
Oleh karena itu, kata Perry, Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dengan terus mengembangkan produksi industri halal. Peningkatan kapasitas produksi indsutri halal dapat dilakukan, salah satunya, melalui pemberdayaan ekonomi pesantren.
Pesantren sudah memiliki akar ekonomi yang mandiri. Saat ini, kata Perry, Indonesia dapat fokus mengembangkan berbagai unit usaha ekonomi di pesantren berpotensi menumbuhkan kerja sama lintas pesantren.
Hal itu selanjutnya didorong dengan efisiensi bisnis melalui insiatif penyediaan pasar virtual produk usaha pesantren sekaligus kerja sama bisnis.
"Perlu juga 'holding' pesantren dan penyusunan standarisasi laporan keuangan untuk pesantren dengan nama SANTRI (Standar Akuntansi Pesantren Indonesia) yang dapat digunakan oleh setiap unit usaha pesantren," ujar Perry.
Dengan program pengembangan kemandirian pesantren ini diharapkan dapat mendorong pesantren sebagai penggerak utama dalam ekosistem rantai nilai halal.
Baca juga: Kemenperin susun kriteria kawasan industri halal
Baca juga: Peneliti: industri halal bisa berkontribusi pada APBN
Baca juga: Praktisi memperkirakan sektor keuangan Syariah meningkat
Baca juga: Bappenas: Peta jalan ekonomi syariah rampung akhir tahun
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018