Warga Padang Pariaman bangun jembatan darurat

11 Desember 2018 12:26 WIB
Warga Padang Pariaman bangun jembatan darurat
Pelajar SD bersama orangtuanya meniti jembatan bambu menyeberangi Sungai Batang Sungkai saat berangkat ke sekolah di Kel. Lambung Bukit, Kec.Pauh, Padang, Sumbar, Selasa (23/10). Jembatan bambu hasil gotong-royong masyarakat tersebut terpaksa dibangun secara sederhana karena putusnya akses jembatan permanen dari Kelurahan Kapalo Koto ke Lambung Bukit pasca banjir bandang beberapa waktu lalu. (FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra)
Parit Malintang (ANTARA News) - Sejumlah warga Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat membangun jembatan darurat yang terbuat dari bambu untuk pejalan kaki pasca ambruknya jembatan di jalan nasional yang menghubungkan Kota Padang dengan Bukittinggi.

"Akibat jembatan putus akses di sini pun juga terhambat. Tujuan dibangunnya jembatan darurat tersebut untuk mempermudah warga dan pelajar dalam menyeberangi sungai," kata warga setempat Syafrizal Efendi di 2x11 Kayu Tanam, Selasa.

Meskipun jembatan tersebut dibangun dengan bambu namun cukup membantu warga untuk menyeberangi sungai.

Sementara anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman dan Polres setempat membersihkan pohon yang roboh ke arah jembatan.

Jembatan nasional tersebut ambruk pada Senin (10/12) sekitar pukul 18.30 WIB setelah dihantam arus sungai yang cukup deras.

Sedangkan jalan alternatif untuk kendaraan bermotor yaitu melalui Korong Padang Mantuang yang dilewati depan INS Kayu Tanam. Saat ini jalan alternatif tersebut menerapkan sistem buka tutup karena jalan perkampungan  itu sempit.

Sebelumnya jalan nasional yang menghubungkan Kota Padang dengan Bukittinggi putus akibat jembatan Batang Kalu di Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman ambruk.

"Jalur itu tidak bisa dilewati dari kedua arah," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman, Budi Mulya.

 

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018