Surabaya, (ANTARA News) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memberikan penghargaan "Bintang Satu Keamanan Pangan Kantin Sekolah" kepada 32 sekolah yang ada di Jawa Timur.Mereka merupakan sekolah yang memiliki kantin dan mampu mempraktikkan keamanan pangan di sekolah
"Sebanyak 32 sekolah yang mendapatkan penghargaan ini berasal dari sembilan kota dan kabupaten. Mulai dari SD, SMP dan SMA baik negeri dan swasta. Mereka merupakan sekolah yang memiliki kantin dan mampu mempraktikkan keamanan pangan di sekolah," kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha BPOM RI, Dewi Pramitasari saat memberi penghargaan di Surabaya, Selasa.
Dewi mengatakan BPOM menjadikan sekolah sebagai sasaran pembinaan keamanan pangan karena waktu anak-anak paling banyak berada di sekolah.
"Sehingga untuk membentuk generasi muda yang sehat dan cerdas harus ada konsumsi pangan yang aman," katanya.
Ia menjelaskan, jajanan yang memenuhi syarat di antaranya tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan higienis. Pihaknya juga melakukan pengambilan contoh jajanan di sekolah dan kemudian dilakukan pembinaan pada pedagang keliling.
"Jika hasilnya memenuhi syarat berarti memang sudah sadar keamanan pangan," ujarnya.
Dewi mengungkapkan masih banyak ditemukan jajanan pangan yang mengandung bahan berbahaya. Baik faktor kesengajaan dan juga ketidaksengajaan karena pedagang tidak tahu bahan berbahaya itu tidak boleh ada dalam bahan pangan.
"Program pengawasan jajanan anak ini masuk dalam program prioritas nasional sehingga setiap tiga bulan harus ada laporan perkembangan pangan jajanan anak ke kantor presiden," kata Dewi Pramitasari.
Program pembinaan sekolah ini merupakan tahap petama di 10 provinsi. Di Jatim sendiri ada 38 kabupaten dan kota, di mana 10 kabupaten dan kota di antaranya dilakukan pembinaan prioritas.
Baca juga: 84,30 persen kantin sekolah belum sehat
Baca juga: Depok imbau kantin sekolah harus sediakan jajanan sehat
Baca juga: Usaha kuliner diberi sertifikat aman saji dan stiker BPOM
Pewarta: Indra Setiawan dan Willy Irawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018