Ajakan itu disampaikan Mahyudin di depan para ibu yang tergabung dalam Badan Kontak Majelis Taklim Tanah Grogot, peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR di Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Senin (10/12). Sosialisasi ini juga menghadirkan narasumber anggota Fraksi Partai Golkar MPR, M. Suryo Alam.
Mahyudin membahas soal belajar agama terkait salah satu tantangan kebangsaan yang dihadapi Indonesia, yaitu masih adanya pemahaman keagamaan yang keliru dan sempit. Pemahaman agama yang keliru dan sempit ini bisa melahirkan radikalisme. "Ini sangat berbahaya," ujarnya.
Untuk meredam radikalisme itu pemerintah telah menjalankan deradikalisasi. Namun program deradikalisasi belum berjalan optimal.
"Orang yang sudah terpapar radikalisme akan sulit kembali normal," tuturnya.
Karena itu Mahyudin mengajak para ibu untuk mempelajari agama melalui jalur yang benar. "Belajar agama melalui majelis taklim ini merupakan jalur yang benar," ujarnya.
"Jangan belajar dari internet," tegasnya. Sebab, informasi dari internet bukan tidak mungkin mengandung informasi yang salah dan hoax serta menyesatkan. Bahkan, tidak sedikit orang menjadi radikal setelah belajar agama dari internet. "Jadi harus hati-hati jangan sampai masuk perangkap paham radikal," katanya.
Di bagian lain Mahyudin mencontohkan dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad. Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad bukan dengan cara kekerasan. "Kalau dakwah dilakukan dengan cara kekerasan maka orang menjadi tidak senang dengan ajaran agama kita," jelas Mahyudin.
"Dakwah itu dengan memberi contoh. Dakwah sebenarnya harus mampu merangkul bukan memukul. Dakwah juga harus mampu mengajak bukan mengejek," imbuhnya.
Mahyudin juga mengingatkan ibu-ibu majelis taklim untuk memperkuat persaudaraan, yaitu ukhuwah bashariah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwah Islamiyah. "Ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan sesama umat Islam, kemudian ada ukhuwah wathoniyah yaitu persaudaraan antar anak bangsa, dan persaudaraan bashariah yaitu sama-sama anak nabi Adam," katanya.
Pewarta: Noviandi Helmy
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018