• Beranda
  • Berita
  • Bolak-balik tawa dan haru di film "Milly & Mamet"

Bolak-balik tawa dan haru di film "Milly & Mamet"

12 Desember 2018 07:31 WIB
Bolak-balik tawa dan haru di film "Milly & Mamet"
Para pemain film "Milly & Mamet" dalam jumpa pers pemutaran perdana film tersebut di Epicentrum, Jakarta, Selasa (11/12/2018). (Antara News/Maria Cicilia Galuh)
Jakarta (ANTARA News) - Ernest Prakasa akan kembali menghadirkan sebuah film drama komedi pada 20 Desember 2018. Lewat "Milly & Mamet", emosi penonton dibuat naik-turun dari tertawa terpingkal menuju tangis haru dan sebaliknya.

"Milly & Mamet" sebenarnya melanjutkan timeline dari Kisah 'Ada Apa Dengan Cinta? 2'. Di sini, Milly dan Mamet tengah disibukkan dengan mengurus bayi mereka. Mamet yang kini bekerja sebagai kepala pabrik di perusahaan milik Papa Milly punya passion memasak.

Mamet melakukan itu dengan terpaksa, sebab ia adalah tulang punggung untuk keluarga kecilnya. Namun setelah bertemu dengan Alexandra, teman dekatnya saat kuliah dan diajak membuka restoran, Mamet mulai berpikir untuk mengejar impiannya.

Film Milly dan Mamet, merupakan kisah sederhana yang banyak dialami oleh pasangan muda. Bagaimana cara mereka menghadapi masalah dalam rumah tangga dan kegiatan yang dilakukan Milly dan Mamet sangat dekat dengan masyarakat.

Berbeda dari film "Ada Apa Dengan Cinta", karakter Milly dan Mamet juga begitu nyata. Mamet bukanlah seperti Rangga yang pandai berpuisi atau berwajah tampan. Mamet di sini adalah sosok pria dan kepala rumah tangga yang bertanggungjawab dan jujur.

Milly dan Mamet yang diperankan oleh Sissy Prescillia dan Dennis Adishawara seperti keluar dari bayang-bayang besar "Ada Apa Dengan Cinta". Mereka berdiri sendiri dengan karakter yang kuat. Jadi bagi yang belum menonton film "Ada Apa Dengan Cinta" 1 atau 2, tidak akan merasa bingung dengan jalan ceritanya.
 
Dennis Adhiswara dan Sissy Prescillia pemeran tokoh Mamet dan Milly dalam pemutaran perdana film "Milly & Mamet" di Epicentrum, Jakarta, Selasa (11/12/2018). (Antara News/Maria Cicilia Galuh)


Emosi yang naik-turun

Dalam setiap filmnya, Ernest selalu piawai meramu drama dan komedi dengan porsi yang pas. Dibantu oleh Meira Anastasia pada penulisan skenario, "Milly & Mamet" menjadi film yang menghibur sekaligus menyentuh dan menimbulkan efek bahagia setelahnya.

Jangan heran saat Anda sedang terpingkal, tiba-tiba adegan selanjutnya justru mendatangkan airmata. Meski demikian, Ernest dan Meira mampu membuatnya dengan halus sehingga penonton tidak capek menyaksikan lompatan antara adegan haru dan tawa.

Sudah menjadi ciri khasnya Ernest juga untuk menggunakan komedi yang cerdas, lucu namun tidak sembarangan dan sarat akan makna. Mungkin di sinilah peran dari Mudhadkly Acho selaku konsultan komedi yang menjadi pawang agar film ini lucunya tidak berlebihan.

Kekuatan pemain 

Tidak dapat dipungkiri jika aktor dan aktris yang terlibat dalam film "Milly & Mamet" adalah para pemain handal. Sebut saja Roy Marten, Dian Sastrowardoyo, Titi Kamal, Adinia Wirasti, Julie Estelle, Surya Saputra, Dinda Kanya Dewi, August Melasz, Pierre Gruno serta deretan komika seperti Arafah Rianti, Ernest Prakarsa, Ardit Erwandha, Aci Resti, Bintang Emon dan Awwe.

Tapi di antara pemainnya, yang paling menarik perhatian adalah akting dari Isyana Sarasvati dan Melly Goeslaw. Di luar dugaan, kemampuannya dalam berakting harus mendapat acungan jempol. Apalagi peran yang ia mainkan 180 derajat dari gambaran seorang Isyana. Ternyata, si pelantun "Tetap Dalam Jiwa"  bisa selucu itu ketika berperan.

Begitu pula dengan Melly Goeslaw yang berperan sebagai food blogger. Ia sangat menjiwai ketika sedang mereview makanan, ditambah komentar-komentarnya untuk para follower-nya yang sangat menghibur.

Film "Milly & Mamet" akan menjadi tontonan akhir tahun yang apik, segar, penuh hiburan, membekas dan membahagiakan.

Baca juga: Tanpa penggemar, takkan ada "Milly dan Mamet"

Baca juga: "Milly & Mamet" obat rindu bagi Eva Celia

Baca juga: Proses pembuatan skenario film komedi ternyata tidak selucu lawakannya

Oleh Maria Cicilia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018