Wamena (ANTARA News) - Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Kolonel Inf Jonathan B Panjaitan mengatakan setiap hari kelompok kriminal bersenjata (KKB) menembak pos TNI-Polri di Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.Setiap malam kelompok bersenjata selalu menembak-menembak. Sekarang (Kamis sore) juga pos kita yang ada di Puncak Kabo di serang. Termasuk yang di Distrik Yigi, itu juga ada tembakan-tembakan ke arah kita (TNI)."
"Setiap malam kelompok bersenjata selalu menembak-menembak. Sekarang (Kamis sore) juga pos kita yang ada di Puncak Kabo di serang. Termasuk yang di Distrik Yigi, itu juga ada tembakan-tembakan ke arah kita (TNI)," katanya, di Wamena, ibu kota kabupaten Jayawijaya, Kamis.
Ia mengatakan personel TNI-Polri yang menempati pos Yigi, merupakan pasukan pendukung tim pencarian dan evakuasi korban penembantaian KKB.
Penembakan mulai terjadi pada 2 Desember 2018, dan hingga kini masih terjadi termasuk pada 13 Desember 2018, walau tidak dalam serangan penuh.
"Akibat penembakan, warga yang mendengar bunyi tembakan langsung takut dan masuk ke hutan," ujarnya.
Danrem mengaku sudah memerintahkan personel di sana untuk mengajak warga tetap di kampung atau rumah mereka sebab TNI akan melindungi mereka.
"Tadi baru dilaporkan di pos kita, masyarakat yang di Distrik Mbua juga ketakutan, mereka mulai berkemas kembali ke hutan (mengungsi)," katanya.
Ia mengatakan tim evakuasi yang terdiri dari TNI/Polri masih mencari empat orang pekerja PT Istaka Karya yang hilang.
"Saat ini pasukan kita yang melakukan penyisiran untuk mencari jenazah itu ditembak juga. Ada TNI/Polri yang saya dorong ke atas lagi, setiap hari kita ke sana ke Puncak Kabo karena tempat pembantaian itu di Puncak Kabo," katanya.
Hingga kini belum ada anggota KKB yang berhasil diamankan, walau melalui alat komunikasi sempat tersadap pembicaraan sekitar tiga orang yang diduga merupakan anggota kelompok itu yang telah dilumpuhkan.
"Tetapi kami tidak bisa klaim itu benar anggota KKB atau tidak, karena itu baru sadapan pembicaraan melalui telepon," kata Kolonel Jonatan.
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018