Jakarta (ANTARA News) - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak mau latah dukung-mendukung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2009 karena waktu dan momentumnya masih terlalu dini.
"Ayam pun belum berkokok," kata Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP Irgan Chairul Mahfiz di Jakarta, Rabu.
Karena pemilihan presiden masih jauh, lanjut Irgan, masih terbuka lebar ruang penjajakan atau penjaringan kandidat. PPP tidak mau terburu-buru, dan berhati-hati serta menempuh `high politic` dalam menyampaikan sikapnya, termasuk memilih kepemimpinan nasional 2009.
Dikatakannya, terkait capres-cawapres, DPP PPP akan mengumpulkan aspirasi dari kalangan akar rumput melalui mekanisme formal yakni melalui Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang dijadwalkan digelar pada 2008.
Bagi PPP, kata Irgan, andaikan ada wacana capres-cawapres, hal itu lebih sekadar upaya mengukur respons publik sampai sejauh mana figur-figur mendapat dukungan.
"Termasuk yang telah dilakukan dengan PDIP dan kemungkinan dengan partai-partai lain. Kesemuanya bagian dari `warming up` saja menghadapi Pemilu 2009," katanya.
Menurut Irgan, PPP saat ini sedang melakukan konsolidasi program dan penataan internal organisasi menghadapi Pemiu 2009 karena hasil pemilu menjadi ukuran apakah PPP akan mengajukan capres-cawapres sendiri, mengusung, atau mendukung, berkoalisi atau tidak.
"Poin penting bagi PPP sekarang adalah memenuhi target 15 persen sebagaimana diamanatkan Mukernas I di Bandung, Juni lalu, dan meraih sebesar-sebesarnya simpati rakyat," kata Irgan.
Lebih lanjut Irgan mengatakan, PPP paham betul saat ini masyarakat membutuhkan dukungan riil untuk menyelesaikan berbagai persoalan, seperti bencana, kenaikan harga menghadapi lebaran, dan lain-lain.
"Karena itu, energi organisasi tidak akan dikuras hanya untuk pembentukan opini capres atau cawapres saja, tetapi secara pararel membuat program dan kebijakan yang jadi kebutuhan masyarakat agar PPP kembali menjadi kanalisasi harapan masyarakat," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007