• Beranda
  • Berita
  • Banjir rendam puluhan rumah panggung di Kotim Kalteng

Banjir rendam puluhan rumah panggung di Kotim Kalteng

14 Desember 2018 18:09 WIB
Banjir rendam puluhan rumah panggung di Kotim Kalteng
ilustrasi banjir genangi rumah (ANTARA News / Ridwan Triatmodj)
Sampit (ANTARA News) - Puluhan rumah  di kawasan Natai Nangka Desa Natai Baru Kecamatan Mentaya Hilir Utara Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terendam banjir akibat meningkatnya intensitas hujan beberapa hari terakhir.

"Ada sebanyak 46 rumah kebanjiran. Air sudah menggenangi lantai rumah penduduk yang berada di RT 6," kata Camat Mentaya Hilir Utara Samsurijal yang sedang di lokasi  saat dihubungi dari Sampit, Jumat.

 Padahal, ujar dia, hampir semua rumah warga berbentuk rumah panggung karena letak geografis wilayahnya yang cukup rendah dan tidak jauh dari sungai.  
 
 "Model rumah panggung bertujuan untuk mencegah terendam banjir saat air naik tinggi ketika musim hujan seperti sekarang. Satu rumah ke rumah lainnya dihubungkan oleh jembatan kecil atau titian panjang yang terbuat dari kayu ulin," katanya.

Curah hujan beberapa hari terakhir, lanjut dia, cukup tinggi sehingga peningkatan permukaan air sampai merendam sebagian rumah panggung di kawasan itu.

Meski begitu, warga memilih bertahan dan mengamankan barang berharga dengan cara membuat lantai darurat lebih tinggi sementara waktu agar tidak terendam banjir.

Banjir yang merendam beberapa sentimeter dalam rumah serta titian yang menjadi akses warga, mulai membuat aktivitas warga terganggu.

Masyarakat berharap banjir segera surut, namun banyak pula yang khawatir karena hujan masih sering terjadi.

"Kami ke lokasi banjir ini untuk memastikan bagaimana kondisi warga. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Kami terus memantau kondisi di lapangan dan melaporkannya kepada pemerintah kabupaten," kata Samsurijal.

Samsurijal menambahkan, pihaknya bersama pemerintah desa setempat mendata warga yang menjadi korban banjir. Pihaknya sedang memproses pengusulan bantuan sembako kepada pemerintah kabupaten untuk meringankan beban warga karena banjir juga merendam lahan pertanian sehingga sebagian warga tidak bisa beraktivitas.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun H Asan Sampit, Nur Setiawan sudah mengimbau masyarakat mewaspadai dampak meningkatnya curah hujan.

"Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan dataran rendah langganan banjir, diimbau mewaspadai ancaman banjir saat terjadi hujan deras," ujarnya.

Baca juga: Enam warga meninggal dalam bencana banjir Riau
Baca juga: 62 persen wilayah Indonesia sudah masuki musim hujan

Pewarta: Norjani dan Kasriadi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018