• Beranda
  • Berita
  • KEK Arun Lhokseumawe diharapkan jadi pusat ekonomi

KEK Arun Lhokseumawe diharapkan jadi pusat ekonomi

15 Desember 2018 14:22 WIB
KEK Arun Lhokseumawe diharapkan jadi pusat ekonomi
PELUANG BISNIS KAWASAN EKONOMI KHUSUS DI ACEH Managemen PT. Patriot Nusantara Aceh Birman Prabowo (kedua kanan), Sekretaris Dewan Nasional Kawasan Eekonomi Khusus (KEK) Arun, Bambang wijanarko (kedua kiri) Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Aceh, Aulia Sofyan (kiri), , Administator KEK Arun Rini Khairini (kanan) dan Moderator Iskandar Zurkarnen (tengah) menyampaikan kesiapan sistem pelayanan perizinan dan infrastruktur dalam Forum Bisnis KEK Arun di Lhokseumawe, Aceh, Rabu (14/11/2018). Forum bisnis KEK Arun yang di ikuti para pengusaha dalam dan luar negeri itu bertujuan membuka peluang bagi investor untuk berinvestasi pada lima zona KEK meliputi, zona pengolahan ekspor, zona logistic, zona Industri, zona energi, dan zona pariwisata, yang di targetkan beroperasi pada pertengahan Desember 2018. ANTARA FOTO/Rahmad/hp. (ANTARA FOTO/RAHMAD)
Banda Aceh (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Aceh mengharapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe menjadi pusat ekonomi di bagian barat Indonesia.

"Adanya KEK di sana, diharapkan menjadi pusat kegiatan perekonomian di wilayah Indonesia bagian barat," kata Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah di Banda Aceh, Sabtu.

KEK Arun saat ini telah memiliki izin untuk pembangunannya dan telah diresmikan untuk dimulai pembangunannua pada Jumat (14/12) bersama groundbreaking jalan tol Banda Aceh-Sigli dan peresmian proyek Kementerian PUPR lainnya di Aceh oleh Presiden Joko Widodo, namun untuk konstruksi masih menunggu investasi dari para investor.

"Kami harap jika sudah rampung, bisa diresmikan juga oleh bapak presiden di kemudian hari," ujarnya.

Pembangunan KEK tersebut dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2017 tentang KEK Arun. Rencananya, di wilayah tersebut akan dikembangkan beberapa hal mulai dari energi, petrokimia, agro industri pendukung ketahanan pangan, logistik serta industri penghasil kertas kraft.

Presiden Joko Widodo pun meminta agar pemerintah daerah dapat menarik investor untuk mengembangkan kawasan tersebut.

"Izinnya, kertasnya sudah saya berikan. Jangan sampai sudah diberi KEK tapi investor, investasi tidak masuk. Tidak ada artinya. Kertas ini tidak ada artinya," kata Presiden saat peresmian.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, dengan pembangunan Tol Banda Aceh-Sigli, seharusnya dapat membantu pemerintah daerah untuk menarik investasi masuk ke KEK Arun Lhokseumawe.

Karena itu, selain tol, Presiden menekankan, perlu juga dibangun jalan koneksi penghubung antara KEK Arun ke tol.

"Jalan tol yang digroundbreaking ini juga integrasikan dengan kawasan ekonomi khusus. Di Lhokseumawe ada kawasan ekonomi khusus. Integrasikan di situ sehingga mobilitas barang dan orang bisa cepat. Pasti investasi akan tertarik masuk," ucap Presiden menambahkan.

KEK ini, terbentuk dari konsorsium beberapa perusahaan eksisting, yaitu PT Pertamina, PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM), PT Pelindo 1, dan Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA) terdiri atas 3 (tiga) kawasan, yaitu kompleks kilang Arun, Kecamatan Dewantara serta Desa Jamuan yang merupakan lokasi pabrik PT KKA.

KEK Arun Lhokseumawe berfokus pada beberapa sektor yaitu energi, petrokimia, agro industri pendukung ketahanan pangan, logistik serta industri penghasil kertas kraft. Dari sektor energi (minyak dan gas) akan dikembangkan regasifikasi LNG, LNG Hub/ Trading, LPG Hub/ Trading, Mini LNG Plant PLTG dengan pengembangan pembangkit listrik yang ramah lingkungan atau clean energy solution provider. Infrastruktur logistik juga dikembangkan untuk mendukung input dan output dari industri minyak dan gas, petrokimia dan agro industri, melalui peningkatan infrastruktur pelabuhan dan dermaga berstandar Internasional. 

Baca juga: KEK Arun Lhokseumawe mulai peroleh investor
Baca juga: Kemenko apresiasi percepatan operasional KEK Arun Lhokseumawe

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018