"Yang kita serahkan dan sudah jadi ada 132.993 sertifikat," kata Sofyan Djalil pada acara penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat, di Kota Pekanbaru, Sabtu.
Dari semua penerima tersebut, ada sekitar 6.000 orang yang hadir langsung pada penyerahan sertifikat dan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Sabtu siang ini.
"Yang hadir hanya 6.000 penerima saja, lainnya susah diajak karena jauh sekali dari Kota Pekanbaru (Ibu Kota Riau), jadi dari kabupaten ada perwakilan sekitar 100-200 orang, yang deket dijemput pake bus," katanya.
Sofyan menjelaskan program percepatan penerbitan sertifikat tanah rakyat adalah perintah dari Presiden Jokowi sebab beliau prihatin banyak tanah belum bersertifikat sehingga jadi sumber konflik tanah dengan sesama warga, dengan korporasi bahkan dengan pemerintah.
Ia mengatakan paling lambat pada 2025 seluruh tanah sudah terdaftar, karena tanah masih luas tapi yang terdaftar baru 50 juta hektare. Padahal jumlah tanah 126 juta hektare, itu paling sedikit. Karena tak ada sertifikat, maka mudah konflik dengan masyarakat, perkebunan, dengan pemerintah.
"Presiden kasihan tanah jadi konflik karena tak ada sertifikat. Lalu sejak tahun lalu kita percepat sertifikat tanah rakyat.
Tahun lalu ada lima juta di seluruh indonesia, di Riau ada 150.000," katanya.
Ia mengatakan pada tahun 2019 akan lebih banyak sertifikat yang akan diterbitkan, dengan target 9 juta secara nasional.
"Tahun ini 155.000 (sertifikat) di Riau, tahun depan akan lebih banyak lagi karena tahun depan kita keluarkan 9 juta sertifikat seluruh Indonesia," katanya.
Sofyan berpesan agar pegawai pertanahan dan agraria jangan mempersulit pengurusan sertifikat rakyat.
"Semakin cepat keluarkan sertifikat, makin membantu masyarakat," katanya.
Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018