Pekanbaru, Riau - Berbagai tanggapan dan reaksi bermunculan sesudah perusakan atribut Partai Demokrat terjadi di Pekanbaru, Riau. Perusakan atribut partai politik itu terjadi, Sabtu dini hari, saat pendiri dan ketua umum DPP Partai Demokrat, Susilo Yudhoyono, dan rombongan ada di kota itu.... ibu menangis kami ikut menangis...
Kedatangan Yudhoyono di Pekanbaru pada hari yang sama dengan kedatangan Presiden Joko Widodo dan rombongan di sana. Laiknya kedatangan seorang tokoh politik, bendera-bendera, baliho-baliho, dan atribut lain menyambut kedatangan Jokowi dari partai-partai politik pendukungnya utuh.
Di antara yang memberi tanggapan atas perusakan atribut Partai Demokrat adalah istri Yudhoyono, Ani Yudhoyono, yang sempat bersedih saat mengetahui atribut partai berlambang mercy itu, dirusak orang tak dikenal itu. Ia turut dalam rombongan partai politik itu ke Pekanbaru.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, di tengah acara pelantikan DPC se Riau yang turut dihadiri Yudhoyono, Sabtu, berkata, "Kalau ibu menangis kami ikut menangis. Karena selama 10 tahun Bapak SBY menjabat (Presiden), di Riau tidak pernah baliho dirobek, foto Bapak SBY dan Ibu Ani dirobek orang lain seperti saat sekarang ini."
Sebelumnya, Yudhoyono sempat menyisiri jalan Pekanbaru meninjau baliho ucapan selamat datang dan bendera Partai Demokrat yang dirusak, untuk memeriksa langsung informasi perusakan atribut partai politiknya itu.
Ia menyayangkan kunjungan yang dilakukan saat tahun politik ke Riau diwarnai insiden tak menyenangkan dan berharap agar apapun pilihan politiknya, setiap orang harus saling menghormati perbedaan.
Perusakan atribut Partai Demokrat juga mendapatkan tanggapan dari Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Erick Thohir, yang menyayangkan perusakan insiden itu terjadi.
"Terkait perusakan spanduk-sanduk partai demokrat di Pekanbaru. kami sangat menyayangkan kejadian tersebut," kata dia, di Pekanbaru.
Ia meminta polisi mengusut kejadian itu, dan berkata, "Kami di TKN selalu menjunjung tinggi kampanye damai dan santun."
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018