Jambi (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo berharap agar prajurit Bintara Pembina Desa (Babinsa) di seluruh Indonesia dapat mengingatkan para kepala desa untuk menggunakan dana desa semaksimal mungkin untuk pembangunan desa....oleh karena itu dana desa ini kita harapkan meningkatkan perputaran uang di desa dan kecamatan, karena itu saya titip ke desa atau kepala desa agar pembelian-pembelian untuk kegiatan yang berkaitan dengan dana desa, itu beli produknya di desa sete
"Saya titip, bahwa dana desa yang telah digelontorkan pemerintah dari tahun ke tahun semakin besar, pada 2015 Rp 20,7 triliun untuk 74.800 desa di tanah air dari Sabang-Merauke, dari Miangas-Pulau Rote, pada 2016 sebesar Rp47 triliun, pada 2017 sebanyak Rp60 triliun dan pada 2018 Rp60 triliun, total berarti sudah Rp187 triliun ke desa-desa," kata Presiden Joko Widodo di Jambi, Minggu.
Presiden menyampaikan hal itu dalam acara pengarahan kepada Babinsa Kodam II/Sriwijaya, Kodam Iskandar Muda, dan Kodam I/Bukit Barisan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Balairung Pinang Masak Universitas Jambi, Kota Jambi.
"Apa artinya? Ada ketimpangan desa dan kota, perputaran uang ada di Jakarta dan sekitarnya 60 persen, oleh karena itu dana desa ini kita harapkan meningkatkan perputaran uang di desa dan kecamatan, karena itu saya titip ke desa atau kepala desa agar pembelian-pembelian untuk kegiatan yang berkaitan dengan dana desa, itu beli produknya di desa setempat," ungkap Presiden.
Penggunaan dana desa bisa digunakan untuk membangun jalan kecil, jembatan, irigasi maupun proyek-proyek lain di desa.
"Tapi beli batunya di desa itu, kalau tidak ada beli di desa sebelah, beli pasir di desa itu atau desa sebelah dan paling jauh kecamatan, jangan (beli) ke luar jangan biarkan (uang) kembali ke Jakarta," tambah Presiden.
Dana desa tersebut, menurut Presiden sudah terbukti dapat menyejahterakan warga desa dengan ditunjukkannya penurunan angka kemiskian di desa dari 13,47 persen pada 2017 menjadi 13,2 persen.
"Jadi sekali lagi jangan biarkan keluar (uang) dari desa tapi biarkan berputar terus di situ, misalkan membangun irigasi, gunakan pasir, batu, semen dari desa itu. Ada pak kades yang menyampaikan ke saya, Pak Presiden harga semen terpaut Rp5000 ya tidak apa-apa, tetap beli di desa supaya ada dampak untuk toko-toko kecil di desa itu dan itu tujuan dana desa diberikan jadi realisasi penggunaan dana desa," tegas Presiden.
Menurut Presiden, setidaknya sudah terbangun 158 ribu jalan desa, kecil2 tapi terbangun, 39 ribu unit irigasi, 18 ribu posyandu, 46 ribu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 6.900 pasar desa.
"Artinya orientasi kita memang kita bergeser ke desa, untuk apa? Karena ada ketimpangan desa dan kota yang terus menjauh, sehingga sesulit apapun pembangunan Trans Papua itu harus, karena ketimpangannya jauh. Biasanya TNI dulu yang masuk untuk membangun Jalan Wamena-Nduga baru masuk kontraktor swasta," tambah Presiden.
Pembangunan itu dilakukan karena prasyarat negara berkembang melompat menjadi negara maju adalah punya daya saing tinggi dan prasyarat suatu negara berdaya saing tinggi adalah punya infrastrukur yang sehat.
"Stok infraskturkur kita memang baru 37 persen, kalah dari negara-negara tetangga. Saya beri contoh pada 1978 kita mendahului membangun tol jagorawi, Malaysia, Vietnam, China menengok jalan tol apa sih? Tapi selama 40 tahun sampai 2015 sudah berapa kilometer yang kita bangun selama 40 tahun? Hanya 780 km, 1000 saja tidak ada, contoh ekstrim China membangun jalan tol 280 ribu kilometer," jelas Presiden.
Selain Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, hadir dalam acara tersebut Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, KSAD Jenderal Andika Perkasa, Plt Gubernur Jambi Fachrori Umar, Kapolda Jambi Irjen Pol Muchlis A.S dan Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Irwan serta pejabat terkait lainnya.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018