Banda Aceh, (ANTARA News) - Hubungan transportasi darat Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan - Kota Subulussalam, Provinsi Aceh lumpuh, karena badan jalan nasional di Desa Ladang Rimba, terendam banjir kiriman.Terjadi antrean sepanjang 1 km dari arah Tapaktuan ke Subulussalam atau sebaliknya arah Subulussalam ke Tapaktuan
Wakil Ketua Partai Golkar Aceh, Suprizal, kepada Antara di Banda Aceh, Minggu, menyatakan, dari laporan Koordinator Satgas SAR Aceh Selatan Mayferi, transportasi darat lumpuh sejak pukul 11.00 WIB, sehingga terjadi antrean panjang kenderaan.
Sufrizal yang juga Koordinator Daerah (Korda) Dapil 9 (Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Subulussalam, dan Aceh Singkil) itu mengemukakan, ketinggian air di badan jalan, tepatnya di Desa Ladang Rimba, Kecamatan Tromon Tengah, Aceh Selatan, mencapai 1 hingga 1,5 meter.
Banjir tersebut akibat meluapnya Sungai Alas dari Kabupaten Aceh Tenggara, menyusul hujan lebat yang mengguyur wilayah itu dalam beberapa hari terakhir ini.
Ia menjelaskan kendaraan pribadi roda empat sejak pukul 11.00 WIB sudah tidak bisa lewat, sedangkan sepeda motor harus menggunakan becak.
Truk ukuran sedang roda enam juga tidak bisa lewat, dan kalau dipaksa mesin mati. "Kendaraan yang bisa lewat hanya truk besar jenis Fuso," katanya.
Saat ini, kata Sufrizal, terjadi antrean sepanjang 1 km dari arah Tapaktuan ke Subulussalam atau sebaliknya arah Subulussalam ke Tapaktuan.
Dikatakannya, banjir ini puncaknya diperkirakan pada Minggu (16/12) malam, karena hujan di daerah Aceh Tenggara masih turun.
Kondisi banjir tersebut juga berpengaruh terhadap hubungan transportasi darat ke wilayah pedalaman Aceh Selatan, seperti kawasan Bulosemak, yang juga sulit dilewati kenderaan.
Dilaporkan juga, ribuan warga di enam desa di Kecamatan Trumon Tengah dan Kecamatan Trumon, Aceh Selatan, sudah mengungsi, karena rumah mereka sudah digenangi banjir kiriman setinggi 1-1,5 meter.
Enam desa yang terendam banjir yakni Desa Lhokraya, Cot Bayen, Titi Poben, Desa Kapai Sesak, dan Senebok Pusuk di Kecamatan Trumon Tengah dan satu desa di Kecamatan Tromon.
Sufrizal menyatakan, musibah banjir di kawasan Trumon tersebut hampir terjadi setiap tahun, sehingga menjadi masalah serius yang harus ditangani pemerintah.
Oleh karena itu, ia mengharapkan kepada pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Aceh untuk segera melakukan penelitian guna mencegah agar tidak terjadi banjir yang sudah menjadi langganan masyarakat masyarakat Trumon.
"Penelitian itu penting karena dampaknya cukup besar, mengingat musibah ini sudah menahun," katanya.
Penelitian tersebut mesti dilakukan agar pemerintah tidak salah dalam melakukan pencegahan, sehingga banjir serupa tidak terjadi lagi pada tahun-tahun berikutnya,kata Sufrizal.
Baca juga: Lumpur timbun lantai rumah di Aceh Selatan
Baca juga: 13.489 orang terdampak banjir Aceh Selatan
Pewarta: Heru Dwi Suryatmojo
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018