• Beranda
  • Berita
  • BPPTKG: guguran lava Merapi masih berpotensi muncul

BPPTKG: guguran lava Merapi masih berpotensi muncul

17 Desember 2018 08:25 WIB
BPPTKG: guguran lava Merapi masih berpotensi muncul
AKTIVITAS GUNUNG MERAPI Asap solfatara keluar dari kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Balerante, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (29/11/2018). Menurut data Balai Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPTKG) Yogyakarta per 22 November 2018 volume kubah lava Gunung Merapi mencapai 308.000 meter kubik dan mencatat terjadi empat guguran kubah lava yang mengarah ke hulu sungai Gendol di Kabupaten Sleman. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/aww. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Yogyakarta (ANTARA News) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan guguran lava dari Gunung Merapi seperti yang terjadi pada Minggu (16/12) malam masih berpotensi muncul kembali.

Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida di Yogyakarta, Senin mengatakan guguran itu masih akan muncul selama masih ada pertumbuhan kubah lava di gunung teraktif di Indonesia itu.

"Selama kubah lava masih tumbuh, guguran masih akan terjadi," kata Hanik.

Melalui akun twitter resminya BBPTKG Yogyakarta menyatakan Pada Minggu (16/12) malam pukul 19.00 WIB Gunung Merapi meluncurkan lava pijar sejauh 300 meter ke arah hulu Kali Gendol dengan intensitas guguran yang masih rendah.

Kendati terjadi guguran lava, ia meminta agar masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi, khususnya yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa dengan terus mengikuti perkembangan informasi dari BPPTKG.

Berdasarkan Laporan Aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 7-13 Desember yang dirilis BPPTKG, menyebutkan bahwa kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah. Volume kubah lava per 13 Desember 2018 sebesar 350.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.200 meter kubik per hari.

Selanjutnya, aktivitas kegempaan Gunung Merapi tercatat 28 kali untuk gempa hembusan (DG), empat kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 9 kali gempa fase banyak (MP), 264 kali gempa guguran (RF), 35 kali gempa low frekuensi (LF) dan 12 kali gempa tektonik (TT).

Intensitas kegempaan low frekuensi pada periode itu lebih tinggi dari pekan sebelumnya.

Berdasarkan data aktivitas vulkanik Merapi tersebut, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau waspada.

Kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan oleh BPPTKG, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.

Baca juga: Desa Balerante masih berstatus Aman

Baca juga: Warga Kabupaten Sleman siap hadapi aktivitas Merapi

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018