Meski pulang dengan tangan hampa, banyak orang menganggap kemunculannya di kontes itu sudah merupakan kemenangan tersendiri.
Dikutip E Online, Ponce berhasil mencetak sejarah karena dia adalah perempuan transgender yang berkompetisi di Miss Universe. Dia adalah kandidat transgender pertama dalam 66 tahun sejarah Miss Universe.
Baca juga: Miss Filipina Catriona Gray dinobatkan sebagai Miss Universe 2018
Baca juga: Lima fakta tentang Miss Universe 2018 Catriona Gray
"Saya selalu bilang: Punya vagina tidak mengubahku jadi perempuan," kata dia kepada wartawan pekan lalu di Bangkok, Thailand.
"Saya adalah perempuan, bahkan sebelum lahir, karena identitasku di sini," kata dia, menunjuk kepalanya.
Pada Juli, Ponce berbicara pada Associated Press bahwa dia ingin memanfaatkan posisinya untuk mengangkat masalah bunuh diri di antara remaja-remaja transgender.
Baca juga: Sonia Fergina lolos 20 besar Miss Universe 2018
Ponce yang berusia 27 tahun bekerjasama dengan yayasan di Spanyol yang membantu anak-anak trans.
"Anak-anak lahir tanpa prasangka dan saya pikir jika kita bicara pada mereka soal keberagaman sejak kecil, kita bisa menciptakan generasi baru manusia yang dibesarkan lebih baik," ujar dia seperti dikutip NY Post.
Pada November silam, Miss Spanyol itu mengungkapkan pada Time dia pernah mengikuti Miss World 2015, tapi "baru tahu pada hari kompetisi bahwa ada peraturan yang melarang perempuan transgender menang." Kabar itu meremukkan hatinya.
"Tapi setelah saya ikut final Miss Universe, Miss World mengubah peraturan mereka. Saya mengubah peraturan."
Ponce juga mendiskusikan tentang apa arti kemenangan Miss Universe, baginya itu akan menjadi kemenangan untuk hak manusia.
"Perempuan trans telah mengalami persekusi sejak lama. Bila mereka memberiku mahkota, itu akan menunjukkan perempuan trans juga perempuan.
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018