Melalui pengoperasian 17 unit pengolahan air bersih yang tersebar di 15 lokasi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala, sejumlah 22.241 jiwa pengungsi serta penduduk di Sulawesi Tengah telah memiliki akses untuk memperoleh air minum dan air bersih secara cuma-cuma di dekat lokasi huniannya, berdasarkan data dari Kementerian ESDM yang dihimpun Antaranews.com di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin.
Pasca bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah (28/9), Tim Siaga Bencana ESDM masih tetap membantu masyarakat di Sulteng untuk memenuhi kebutuhan air bagi pengungsi dan penduduk yang menjadi korban bencana alam.
Selain pembuatan puluhan sumur bor di lokasi bencana Sulteng yang dilaksanakan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, Tim Siaga Bencana ESDM juga meluncurkan program "Air Bersih Siap Minum" (ABSM) melalui pemasangan unit-unit mesin pengolahan air bersih untuk mengolah air baku (air PAM/sumur/sungai) menjadi air minum (seperti halnya air minum galon isi ulang) dan air bersih untuk kebutuhan mandi dan masak-memasak.
Dalam waktu dekat ini Tim Siaga Bencana Kementerian ESDM masih akan melakukan instalasi sebanyak lima unit pengolahan air bersih di Sulawesi Tengah.
Program "Air Bersih Siap Minum" dari Tim Siaga Bencana Kementerian ESDM ini merupakan wujud kepedulian dan tanggungjawab sosial dari perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor energi dan pertambangan.
Sebelumnya, sejak 17 Oktober 2018 sampai dengan 24 November 2018 telah beroperasi 14 unit pengolahan air bersih yang tersebar di 12 lokasi di Palu, Sigi, dan Donggala yang dapat memberikan akses air minum dan air bersih bagi 16.975 jiwa pengungsi.
Pada bulan Desember 2018 telah dipasang lagi 3 (tiga) unit pengolahan air bersih tipe 2000 galon per hari (GPD) yang disumbangkan oleh perusahaan tambang batubara Adaro Indonesia, yang masing-masing unitnya tiap hari dapat memproduksi 7.000 liter air minum dan 24.000 liter air bersih.
Ketiga unit pengolahan air bantuan ADARO tersebut telah beroperasi pada bulan Desember 2018 untuk melayani 5.266 jiwa pengungsi dan penduduk di:
1. Posko Pengungsian Lapangan Gawalise, Kelurahan Duyu, Kecamatan Palu Barat, Kotamadya Palu, Sulteng, beroperasi sejak 10 Desember 2018 untuk melayani 1.045 jiwa.
2. Desa Omu, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulteng, beroperasi sejak 12 Desember 2018 untuk melayani 1.840 jiwa.
3. Desa Tompe, Kecamatan Sirenia, Kabupaten Donggala, Sulteng, beroperasi sejak 15 Desember 2018 untuk melayani 2.381 jiwa.
Baca juga: Dipercepat, upaya rekonstruksi di Sulteng
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018