"Jadi aplikasi ini diakses melalui barcode (kode batang ini merupakan bentuk edukasi. Ada sinopsis dan ceritanya wayangnya untuk mempermudah para milenial," ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya DKI Jakarta Asiantoro saat acara peluncuran aplikasi "Museum Wayang" di Museum Wayang Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat, Senin.
Aplikasi "Musem Wayang" merupakan program kerja sama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bekerja sama Bank Indonesia (BI) dalam rangka mewujudkan digitalisasi museum sekaligus meningkatkan sektor pariwisata DKI Jakarta.
Asiantoro mengatakan pengunjung Museum Wayang akan mendapat 12 kartu pos dengan gambar jenis wayang yang berbeda. Di pojok kanan bawah terdapat kode batang QR yang dapat dipindai dengan kamera ponsel pintas Android dan iPhone.
Aplikasi "Museum Wayang" tersebut dapat diakses secara gratis dan dapat diunduh melalui Play Store Google Android untuk mengakses kode batang QR (QR Code).
Sedangkan bagi pengguna ponsel pintar iPhone, kode batang QR dapat diakses dengan kamera ponsel saja yang akan menghubungkannya langsung dengan situs informasi sejarah dan cerita pewayangan Indonesia.
"Para wisatawan jadi enak dan dipermudah. Jadi, bisa juga mempelajari cerita wayang-wayang kita," imbuh dia.
Penerapan akses sistem informasi dengan kode batang QR merupakan langkah pertama digitalisasi museum pada Museum Wayang. Kedepannya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mewujudkan kembali akses sistem informasi serupa pada 12 museum lainnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bang Indonesia DKI Jakarta Trisno Nugroho menyebut integrasi sistem informasi Museum Wayang selain cepat dan mudah, juga ramah bagi lingkungan.
"QR Code ini merupakan bagian dari strategi 3A pada poin Amenity, dengan menggunakan teknologi sederhana namun dengan manfaat yang luar biasa, karena wisatawan dapat mengakses informasi dengan segera, dan juga `paperless` sehingga tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup," ujar dia.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2018