Baik Cathy maupun Clowy setuju bahwa untuk mendapat follower, konten kreator harus bisa sekreatif mungkin dan tidak hanya mengikuti contoh video yang ditawarkan oleh TikTok. Mereka juga harus bisa membuat gaya sendiri yang nantinya akan menjadi ciri.
"Yang pasti sih ngikutin apa yang terbaru di TikTok. Jadi kalau ada yang baru keluar, kita langsung bikin. Bikinnya kalau bisa bervariasi ya biar enggak itu-itu saja. Terus kalau bisa punya ciri dan keunikan," kata Cathy usai peluncuran "TikTok Year in Rewind 2018" di Jakarta, Senin.
"Belajar hal-hal yang baru juga di TikTok. Kayak aku belajar bikin transisi. Kelihatannya susah tapi ternyata gampang banget. Itu yang menarik perhatian," ujar Clowy menambahkan.
Selain itu, Cathy dan Clowy juga menyarankan untuk selalu mengikuti challenge yang dibuat oleh TikTok. Sebab biasanya, para pengguna TikTok akan melihat video-video challenge. Kalau videonya menarik, biasanya mereka akan menantikan video selanjutnya dari si konten kreator.
"Challenge ya salah satu cara buat naikin follower. Karena videonya pasti masuk di top. Orang pasti lihat challenge terus lihat kontennya. Aku kalau video biasa yang lihat bisa 60 ribu viewers. Tapi kalau lagi challenge bisa sampai jutaan," jelas Cathy.
Baca juga: Agnez Mo selebritis terpopuler di Tik Tok 2018
Baca juga: Tips bikin video transisi TikTok keren
Baca juga: TikTok ajak penggunanya bantu korban bencana Sulawesi Tengah
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018
