Pernyataan Haniyeh dikeluarkan dalam satu pidato selama festival, yang diselenggarakan oleh HAMAS di Kota Gaza untuk merayakan ulang tahun ke-31 berdirinya gerakan tersebut. Ribuan orang menghadiri kegiatan itu.
Pemimpin HAMAS tersebut menegaskan kesiapan gerakannya untuk "mematuhi setiap ketentuan untuk memulihkan persatuan nasional Palestina dan mengakhiri perpecahan".
Pemimpin HAMAS juga menyampaikan kesediaan gerakannya untuk menyelenggarakan pemilihan umum, baik pemilihan presiden maupun pemilihan anggota Parlemen, demikian dilaporkan Kantor Berita Anadolu.
Pada November, delegasi dari HAMAS dan Fatah, pimpinan Presiden Mahmoud Abbas, mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Mesir di Kairo mengenai diakhirinya perpecahan di kalangan Palestina.
Pembicaraan tersebut adalah satu dari puluhan babak pembicaraan --di Ibu Kota Mesir, Kairo, dan beberapa ibu kota negara Arab-- antara HAMAS dan Fatah sejak awal perpecahan Palestina pada 2007, tapi pembicaraan itu belum membuahkan hasil.
Dalam konteks lain, Haniyeh mengatakan Brigade Al-Qassam, sayap militer HAMAS, merebut "harta keamanan" selama operasi gagal militer Israel di Jalur Gaza, tapi ia tidak memberi perincian lain.
Pada 11 November, Brigade Al-Qassam mengumumkan mereka telah mendapati penyusupan pasukan militer Israel ke dalam Khan Younis di bagian timur Jalur Gaza, dan menewaskan seorang perwira dalam bentrokan dengan pasukan tersebut.
Operasi yang gagal itu mengakibatkan peningkatan ketegangan di Jalur Gaza, yang menewaskan tujuh orang Palestina.
Baca juga: PBB tolak rancangan resolusi AS untuk mengutuk HAMAS
Baca juga: Mesir lanjutkan diplomasi ulang-alik antara Hamas dan Israel
Editor: Chaidar Abdullah
Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018