• Beranda
  • Berita
  • Gangguan kesuburan bukan hanya masalah perempuan

Gangguan kesuburan bukan hanya masalah perempuan

18 Desember 2018 15:01 WIB
Gangguan kesuburan bukan hanya masalah perempuan
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr Beeleonie BMedSc, SpOG(K) (dua dari kiri) pada diskusi penanganan gangguan kesuburan di Indonesia yang dilaksanakan di Jakarta, Selasa (18/12/2018) (Antara/Desi Purnamawati)

Penyebab gangguan kesuburan tidak selalu masalah perempuan, pria juga bisa punya masalah dan persentasenya hampir sama

Jakarta (ANTARA News) - Dokter spesialis kebidanan dan kandungan mengatakan bahwa gangguan kesuburan bukan hanya masalah perempuan tapi bisa saja disebabkan dari laki-laki.

"Penyebab gangguan kesuburan tidak selalu masalah perempuan, pria juga bisa punya masalah dan persentasenya hampir sama," kata dr Beeleonie BMedSc, SpOG(K) dalam diskusi penanganan gangguan kesuburan di Indonesia yang dilaksanakan di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan, pada laki-laki masalah utama adalah di sperma. Maka yang harus dilakukan adalah pemeriksaan sperma yang mudah dan gampang.

Dalam pemeriksaan sperma tersebut yang harus dilihat adalah jumlah sperma, bentuk sperma dan gerak sperma.

Masalah pada sperma, kata dr Beeleonie, bisa pada produksi sperma di testis. Sperma tidak bisa diproduksi jika testis dalam suhu tinggi, maka laki-laki yang sering terpapar suhu tinggi seperti chef, pesepeda, sering berendam air panas, sauna dan memakai celana ketat akan meningkatkan suhu testis yang berpengaruh pada produksi sperma.

Kualitas sperma juga dapat dipengaruhi oleh gaya hidup seperti merokok, minuman beralkohol dan efek radiasi dari gawai (gadget). Selain itu gangguan juga bisa terjadi pada saluran pengeluaran sperma misalnya sudah disteril atau terjadi varises.

"Gawai yang diletakkan di kantong seperti handphone bisa mempengaruhi gangguan sperma. Bukan hanya handphone tapi juga laptop," katanya.

Sementara gangguan kesuburan pada perempuan terkait pada gangguan pematangan sel telur, sumbatan saluran telur atau gangguan pada rahim dan indung telur.

Dia mengatakan, jumlah sel telur perempuan tidak pernah bertambah dengan jumlah rata-rata 700 ribu sel telur dan akan terus menurun sampai menopause.

"Usia diatas 35 tahun sel telur jumlahnya terus menurun, maka jangan tunggu lebih lama lagi untuk ke dokter," tambah dia.

Salah satu solusi bagi pasangan yang mengalami gangguan kesuburan adalah melalui inseminasi buatan dan juga bayi tabung.

Untuk proses inseminasi buatan, dia mengatakan pasangan suami istri perlu memenuhi syarat yaitu saluran telur harus dalam kondisi baik untuk dibuahi.

Baca juga: Perfitri: Empat juta pasangan alami gangguan kesuburan
Baca juga: Hati-hati, kuteks bisa sebabkan gangguan kesuburan

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018