"Saya ucapkan penghargaan atas upaya yang telah diberikan untuk memakmurkan bangsa ini. Maka dari itu pekerja migran selalu dikatakan sebagai pahlawan devisa, karena negeri ini membutuhkan devisa untuk rakyatnya," katanya dalam sambutannya di hadapan sekitar 5 ribu mantan buruh migran dan keluarga TKI di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa.
Menurutnya, setiap buruh migran akan mendapatkan pendapatannya dari berkeja di luar negeri sehingga menjadi devisa untuk dalam negeri. Namun demikian, bekerja di luar negeri tidaklah mudah karena banyak perbedaan mulai dari budaya, karakter hingga kebiasaan warga negara tersebut.
Sehingga calon TKI harus mempunyai ketahanan yang baik mulai dari fisik dan mental. Maka dari itu, pemerintah di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla ini memberikan perlindungan yang maksimal kepada buruh migran, salah satunya dengan disahkannya UU nomor 18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
Selain itu, petugas pemerintahan yang ada di luar negeri wajib menjaga sesuatu yang bisa saja terjadi kepada pahlawan devisa yang tengah mengadu nasib di negara lain.
"Bekerja di luar negeri memang tidak selalu menghasilkan yang membahagiakan ada hal atau kasus yang menjerat TKI, tapi kita tentu mengetahui ada juga yang berhasil dari bekerja di luar negeri sehingga taraf kesejahteraan dan ekonominya meningkat," tambahnya.
Wapres JK mengatakan sebelum bekerja ke luar negeri harus siap segala sesuatunya, seperti siap mental, fisik, keterampilan dan lainnya.
Untuk itu, ke depannya pemerintah meningkatkan kualitas pekerja migran, bukan hanya untuk bekerja di rumah tangga atau menjadi buruh kasar, tetapi bekerja dengan kemampuan yang lebih baik sehingga pendapatannya jauh lebih besar.
Ia pun menegaskan jangan ragu kepada warga yang ingin bekerja di luar negeri asalkan berlatih dahulu di Balai Latihan Kerja (BLK) yang disediakan pemerintah. Sehingga bekerja di luar negeri tidak lagi pekerja Indonesia identik dengan pekerja rumah tangga tetapi identik dengan kemampuan atau skill.
"Pendidikan bagi pekerja migran sangat penting, karena bekerja di luar negeri tidak hanya sebatas mendapatkan upah saja tetapi juga mendapat pengalaman apabila bekerja dengan keahlian tentunya bisa digunakan lagi, baik bekerja kembali di luar maupun dalam negeri," katanya.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada para pekerja migran yang membantu pemerintah dalam meningkatkan pendapatan devisa, karena salah satu devisa terbesar untuk Indonesia berasal dari TKI.
Baca juga: Kiriman uang TKI Sukabumi melonjak jelang Lebaran, sampai Rp17 miliar dalam empat hari
Baca juga: Kiriman uang TKI Sukabumi mencapai Rp215,4 miliar
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018