“Pertama, komentar dari grandparents, khususnya bagi pasangan yang tinggal bersama orang tua atau mertua,” ujar Saskhya di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, generasi berbeda pasti memiliki cara berpikir pula, termasuk urusan mendidik anak menjadi tantangan tersendiri bagi Ibu masa kini.
“Kerap diperhadapkan dengan membesarkan anak sesuai zaman atau mendengarkan orang tua yang memiliki pengalaman lebih,” imbuhnya.
Kedua, sambungnya, milestone anak. Tumbuh kembang anak itu tidak harus sama antara anak yang satu dengan anak lainnya atau terpatok dengan usia.
“Ketiga, sulitnya menjadi stay at home mom. Muncul pertanyaan dari para ibu masa kini, manakah yang terbaik untuk anak atau keluarga? Apakah menjadi full time mom atau tidak apa-apa untuk tetap bekerja? Itu yang kerap menjadi kegalauan para ibu masa kini,” ungkap Saskhya.
Terakhir, sambungnya, mom shaming atau merendahkan pengasuhan yang dilakukan oleh seorang ibu dari pilihan sang pengkritik.
“Kasus yang sering saya jumpai adalah masalah berat badan anak. Bila berat badan anak tidak naik, nantinya akan menyalahkan sang ibu akibat memberikan makan yang tidak benar,” pungkasnya.
Baca juga: Empat hal agar anak tumbuh dan berkembang optimal
Baca juga: Lulusan S2 jadi ibu rumah tangga, Tasya Kamila dinyinyiri warganet
Baca juga: Manajemen waktu, kunci kebahagiaan ibu rumah tangga
Pewarta: Anggarini Paramita
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018