"Kami kumpulkan data dari berbagai sumber dan komunitas lalu validasi satu per satu," kata Sekretaris Jenderal MIKTI Andy Zaky, saat peluncuran di Jakarta, Selasa malam.
Buku ini merupakan hasil riset MIKTI bersama teknopreneur didukung Badan Ekonomi Kreatif Indonesia mengenai kondisi terkini perusahaan rintisan di Tanah Air, termasuk masalah-masalah yang menyertainya. MIKTI dalam buku ini mencatat terdapat 992 perusahaan rintisan hingga tahun ini.
Dalam buku ini, seperti dikatakan Andy, terungkap bahwa perusahaan rintisan di Tanah Air banyak berada di skala mikro dan kecil sehingga masalah yang dihadapi pada umumnya adalah mengenai pendanaan.
Selain itu, perusahaan rintisan juga membutuhkan talenta serta dukungan regulasi dari pemerintah.
Temuan lain yang dipaparkan dalam buku ini, para pendiri perusahaan rintisan berasal dari generasi Y dengan rentang usia antara 24-35 tahun.
Selain itu, sebaran perusahaan rintisan terbanyak masih berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Buku ini berawal dari kondisi belum ada acuan yang valid mengenai data dan jumlah perusahaan rintisan di Indonesia sehingga MIKTI tergerak untuk mendata dan mem-verifikasi.
MIKTI berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi para pemangku kepentingan agar dapat menentukan kebijakan maupun bantuan yang tepat untuk perusahaan rintisan di Indonesia.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018