• Beranda
  • Berita
  • Batan: teknologi nuklir berpotensi dikembangkan Kaltim

Batan: teknologi nuklir berpotensi dikembangkan Kaltim

18 Desember 2018 22:36 WIB
Batan:  teknologi nuklir berpotensi dikembangkan Kaltim
Festival Inovasi Puspiptek Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sekaligus penemu Sensor Anti Tabrakan Beruntun yang akan diterapkan di jalan bebas hambatan, Sugino (tengah), menjelaskan cara kerja temuannya kepada sejumlah murid sekolah pada ajang Puspiptek Innovation Festival di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (29/9/2017). Pameran yang berlangsung hingga 1 Oktober 2017 tersebut menampilkan sejumlah hasil penelitian dan penemuan bidang teknologi karya para ilmuwan Indonesia di bidang energi, mekanik dan transportasi, nuklir, dan teknologi lainnya. (ANTARA/Muhammad Iqbal)

Berdasarkan data penelitian sementara kami menyebutkan wilayah Kelurahan, Buluminung, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, berpotensi untuk pengembangan iradiator

Samarinda,  (ANTARA News) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menilai Provinsi Kalimantan Timur berpotensi untuk pengembangan teknologi nuklir baik bagi industri maupun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Sekretaris Utama (Sestama) Batan, Falconi Margono di Samarinda, Selasa, mengatakan, pihaknya masih melakukan penelitian lebih jauh untuk menentukan wilayah mana yang dianggap memenuhi syarat sebagai wilayah pengembangan teknologi nuklir tersebut.

"Berdasarkan data penelitian sementara kami menyebutkan wilayah Kelurahan, Buluminung, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, berpotensi untuk pengembangan iradiator," kata Falconi.

Ia menjelaskan iradiator adalah suatu instalasi sterilisasi yang bisa digunakan untuk pengawetan bahan makanan atau produk lainnya.

"Pengembangan iradiotor ini sudah ada di Jakarta untuk skala laboratorium di Pasar Jumat, dan skala besarnya di Serpong, Banten," katanya.

Kepala Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Suparman menambahkan untuk pengembangan PLTN, sudah ada lima lokasi yang sedang di survei oleh Batan.

"Ini baru tahap awal, dan tentunya kami harus mempertimbangkan semua aspek yang wajib dipenuhi, nantinya akan kami ranking wilayah mana yang paling tepat untuk pembangunan PLTN, dan tidak semua titik tersebut berada di Panajam," katanya.

Menurut Suparman riset yang dilakukan oleh Batan ini baru berjalan satu tahun, dan pihaknya masih memerlukan masukan dari sejumlah instansi yang ada di Kaltim terkait keperluan yang diinginkan dalam pengembangan teknologi nuklir.

Anggota Dewan Energi Nasional, Tumiran menambahkan sejumlah negara maju seperti Jepang dan Prancis telah memanfaatkan teknologi nuklir ini dalam berbagai aspek kehidupan.

"Kalau di negara kita ini nuklir masih dianggap sesuatu yang membahayakan, padahal faktanya tidaklah demikian, hanya masyarakat saja yang perlu banyak di edukasi," kata Tumiran.

Baca juga: Anggota DPRD Kaltim dukung pengembangan energi nuklir

Baca juga: KEIN nyatakan sudah waktunya Indonesia kembangkan energi nuklir

Baca juga: Pakar: Indonesia belum butuhkan listrik tenaga nuklir

Baca juga: Indonesia perlu nuklir untuk penuhi kebutuhan energi

Pewarta: Arumanto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018