"Hijrah dari pesimisme ke optimisme, hijrah dari individualisme menuju ke kerja sama berkolaborasi, hijrah dari kemarahan-kemarahan, ini yang sering marah-marah, menuju kepada kesabaran-kesabaran. Hijrah, kita semua ingin hijrah juga, dari ketimpangan-ketimpangan menuju ke keadilan sosial. Saya kira ini harapan kita semuanya," kata Presiden dalam sambutannya saat peresmian acara itu di Istana Negara, Jakarta pada Jumat.
Menurut Presiden, untuk mempercepat proses hijrah, Indonesia membutuhkan manusia unggul, cerdas, inovatif, dan cinta kepada Tanah Air.
Presiden menambahkan IPNU dan IPPNU berperan penting menyiapkan kader menghadapi perubahan global karena revolusi industri.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu juga meminta masyarakat untuk menghadapi secara bijak perubahan-perubahan sehingga dapat lebih banyak mengambil maslahat atau manfaat positif, ketimbang hal-hal negatif.
"Jangan sampai pelajar-pelajar NU malah terjebak menjadi ahli hoax," ujar Presiden pada kongres yang mengangkat tema "Pelajar Bermartabat NKRI Hebat" itu.
Dia meminta para pelajar NU dapat menjadi ahli-ahli robotik, mengerti masalah yang berkaitan dengan kecerdasan buatan, internet of things, serta block chain, crypto currency, maupun teknologi Virtual Realty.
"Selamat menjalankan kongres kepada saudara semuanya. Dengan mengucap Bismillahirahmanirohim, saya resmi membuka Kongres Ke XIX Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama IPNU dan Kongres Ke XVIII Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama IPPNU," ujar Jokowi mengakhiri sambutannya.
Baca juga: IPNU : 50 persen pelajar SD gunakan "smartphone"
Baca juga: IPPNU minta Ma'ruf kuatkan ideologi Pancasila dan tangani hoaks
Baca juga: IPPNU Jatim tanam 1.000 pohon
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018