• Beranda
  • Berita
  • Suku Arab di Suriah bergerak setelah Trump putuskan tarik pasukan

Suku Arab di Suriah bergerak setelah Trump putuskan tarik pasukan

21 Desember 2018 13:55 WIB
Suku Arab di Suriah bergerak setelah Trump putuskan tarik pasukan
Pejuang Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) berjaga di sebelah truk pikap dilengkapi senjata anti pesawat tempur di depan sebuah gereja di desa Suriah Tel Jumaa, utara kota Tel Tamr, Rabu (25/2). Milisi Kurdi melakukan tekanan serangan kepada Negara Islam di timur laut Suriah pada hari Rabu, memotong salah satu jalur persediaan dari Irak, saat ketakutan melanda puluhan umat Kristen yang diculik oleh kelompok garis keras tersebut. Kristen Suriah diculik dari desa mereka dekat kota Tel Tamr, sekira 20 km barat daya kota Hasaka. Tidak ada kejelasan nasib mereka. Disebutkan adanya laporan bertentangan mengenai lokasi penculikan. (REUTERS/Rodi Said )
Azaz, Turki (ANTARA News) - Suku Arab, yang tanah mereka diduduki oleh kelompok fanatik YPG/PKK, mulai melakukan beberapa tindakan setelah keputusan AS untuk keluar dari Suriah, kata beberapa sumber lokal.

Setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan pasukan, para pemimpin Suku Arab Suriah mulai melakukan beberapa tindakan. Majelis Suku Suriah berencana mengadakan kongres, yang akan dihadiri wakil dari 150 suku di bawah naungan kelembagaan.

Baca juga: Trump mulai tarik tentara AS dari Suriah

Di dalam satu pernyataan, Majelis Suku Suriah mengatakan satu komite pendiri yang terdiri atas 400 orang akan bertemu dengan wakil dari bermacam provinsi Suriah di Azaz, yang dikuasai oposisi, bagian barat-laut Suriah.

"Dengan mendirikan pasukan militer dan/atau lembaga politik yang terdiri atas wakil dari semua provinsi Suriah, (Majelis ini) akan berusaha mengganggu kegiatan organisasi teror PYD/YPG di Wilayah Suriah, terutama di sisi timur Sungai Eufrat, untuk menjamin penguasaan lahan oleh pemilik sejatinya dan memiliki hak untuk menyampaikan pendapat pada masa depan Suriah sebagai sasaran utamanya," kata pernyataan itu.

Menurut pernyataan tersebut, Majelis itu didukung oleh Koalisi Nasional bagi Revolusi Suriah dan Kekuatan Oposisi dan mengatakan salah satu kegiatan pertama Majelis ialah "keberatan atas kehadiran kelompok teror oleh AS sebagai wakil rakyat Kurdi".

Sasaran lain Majelis itu, katanya, ialah menjamin keterlibatan sema Suku Kurdi --yang menentang YPG/PKK-- di dalam Majelis, selain Suku Arab dan Turkmen, demikian dilaporkan Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang.

Sementara itu, semua suku yang menjadi tempat YPG/PKK merekrut petempur dengan menggunakan nama SDF berencana meninggalkan kelompok teror tersebut. Dengan menghubungi Tentara Suriah Bebas (FSA), suku tersebut menyatakan mereka ingin beroperasi bersama Turki.

Pada Kamis pagi, media AS melaporkan militer Amerika berencana menarik sebanyak 2.000 prajurit yang ditempatkan di Suriah.

Selain itu, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan di media sosial, dan mengatakan, "Kami telah mengalahkan ISIS di Suriah, satu-satunya alasan untuk berada di sana selama masa jabatan Presiden Trump."

Pada gilirannya, Wanita Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan, "Kami telah mulai memulangkan tentara Amerika Serikat saat kami beralih ke tahap berikutnya kegiatan ini.

Baca juga: Turki perkuat pasukan militer di perbatasan dengan Suriah
 
Editor: Chaidar Abdullah

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018