ACT upayakan beri bantuan langsung ke Xinjiang

21 Desember 2018 17:25 WIB
ACT upayakan beri bantuan langsung ke Xinjiang
Massa yang tergabung dalam Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Lampung menggelar aksi solidaritas selamatkan muslim Uighur di Tugu Adipura Bandar Lampung, Lampung, Jumat (21/12/2018). Dalam aksinya MRI Lampung mengecam dan mengutuk keras penindasan terhadap Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, Republik Rakyat Cina (RRC). (ANTARA FOTO/Ardiansyah/hp.
)
Jakarta (ANTARA News) - Lembaga bantuan kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) berupaya beri bantuan langsung ke Xinjiang, Cina, untuk etnis Uighur.

"Bantuan ke Xinjiang masih dalam proses, kami masih menunggu visa mudah-mudahan akhir Desember bisa langsung berangkat," kata Wakil Presiden ACT Syuhelmaidi Syukur di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan tim pertama yang akan datang ke Xinjiang adalah untuk melakukan pemantauan. Mereka akan melihat kondisi paling mutakhir di sana, mencari mitra dan memetakan peluang untuk memberikan bantuan ke sana. "Jika sudah mendapatkan mitra, maka penyaluran bantuan dapat segera dilakukan," kata dia.

Dia mengatakan tantangan untuk misi kali ini, ACT harus berhadapan dengan negara yang menutup-nutupi peristiwa tersebut, meski pemerintah Cina mempersilahkan pihak luar untuk datang ke tempat tersebut.

Presiden ACT Ahyudin mengatakan bantuan yang disalurkan adalah bantuan yang dapat menjamin keberlangsungan hidup mereka seperti, pangan, sandang dan kesehatan.

"Dalam misi kemanusiaan, kita pastikan dahulu para pengungsi itu selamat, lalu kemudian fase berikutnya akan ada beragam bantuan seperti modal ekonomi," kata dia.

Dalam memberikan bantuan ACT bermitra dengan lembaga setempat, bantuan yang diberikan juga disesuaikan dengan kebutuhan dari situasi di lapangan.

Ahyudin mengatakan lewat bantuan tersebut, ACT ingin menunjukkan dukungan kepada etnis Uighur bahwa Indonesia berada dipihak mereka.*


Baca juga: Pentas teatrikal warnai aksi bela muslim Uighur

Baca juga: MUI sesalkan ketertutupan China soal Uighur

 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018