"Kami membangun smelter, sesuai harapan Presiden, kami akan memulai secepatnya dan menyelesaikan dalam lima tahun," kata Richard usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta pada Jumat sore.
Pembangunan smelter atau fasilitas peleburan bijih logam mentah, khususnya tembaga, berkapasitas 2-2,6 juta ton per tahun telah disepakati oleh PT Freeport.
PT Freeport Mcmoran telah melakukan divestasi saham sebesar 51,2 persen kepada PT Inalum (Persero) pada Jumat.
Menurut Richard, kerja sama itu berdampak positif bagi Indonesia dan PT Freeport.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia untuk mencari solusi bersama. Kita berusaha memenuhi permintaan Presiden dan sekarang kami dapat melanjutkan bisnis hingga 2041, dan mendapat kepastian dalam aspek hukum ataupun fiskal," jelas Richard.
Selain itu, Richard menjelaskan pihaknya akan mulai melakukan penambangan terbuka.
"Kami sedang transisi kesana. Itu semua perlu transisi ke sana, dan kami akan investasi sebesar 20 miliar dolar sampai 2041," ujar dia.
Richard juga menjelaskan dirinya berdialog dengan Presiden Jokowi mengenai pengembangan operasi tambang, dan penambahan lapangan kerja, serta pengelolaan lingkungan alam yang lebih baik.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018