"Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi menerima panggilan telepon dari Menlu Mike Pompeo yang menjelaskan rincian penarikan mendatang (pasukan) dari Suriah dan menegaskan komitmen Amerika Serikat memerangi ISIS dan terorisme di Irak dan kawasan-kawasan lain," kata kantor Abdul Mahdi dalam satu pernyataan.
Abdul Mahdi dan Pompeo membahas penarikan tersebut dan keputusan untuk memberi Irak perpanjangan 45 hari mengenai pengabaian dari sanksi terhadap Iran yang akan mengizinkan Baghdad tetap mengimpor gas Iran yang sangat penting bagi produksi listrik. Para pejabat Irak telah mengatakan mereka memerlukan sekitar dua tahun untuk menemukan sumber alternatif, demikian Reuters melaporkan.
Pemerintahan Trump memberlakukan kembali sanksi-sanksi atas ekspor energi Iran pada 5 November, dengan menyebut program nuklir dan campur tangan di Timur Tengah.
Baca juga: Pasukan Irak singkirkan ISIS dari sekitar markas AS di Suriah
Baca juga: AS dan sekutunya target 27 sasaran serang ISIS
Presiden AS Donald Trump telah memulai penarikan seluruh tentara dari Suriah, dengan menyatakan pada Rabu mereka telah berhasil dalam misinya mengalahkan ISIS dan tak lagi diperlukan. Rencana tersebut telah mengundang kritik dari para sekutu seperti Inggris dan Prancis yang menyatakan kelompok itu belum sepenuhnya dikalahkan.
AS mulai melancarkan aksi udaranya di Suriah pada 2014, dengan menggelar tentaranya di negeri tersebut untuk membantu dalam perang anti-Da`esh (ISIS) bersama mitra lokalnya tahun berikutnya.
Beberapa laporan telah menyatakan pasukan AS akan keluar dalam waktu 60 sampai 100 hari.
Tanggapan Turki
Ankara menyambut baik keputusan AS untuk menarik tentaranya dari Suriah, kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Jumat (21/12).
"Mengenai keputusan penarikan diri AS ... dari Suriah, kami menyambut baik keputusan tersebut," kata Menlu Cavusoglu dalam taklimat bersama dengan timpalannya dari Malta Carmelo Abela di Ibu Kota Malta, Valletta.
Turki sepenuhnya mendukung keutuhan wilayah Suriah, katanya.
Cavusoglu juga menyatakan bahwa Turki telah memerangi Da`esh "selama bertahun-tahun".
"Kami percaya bahwa Da`esh kalah tapi tetap saja kami akan sangat berhati-hati sebab Da`esh dan kelompok radikal lain masih berada di lapangan," katanya.
Cavusoglu juga mengatakan dia dan pejabat lain Turki sudah mengadakan kontak dengan para pejabat AS "pada tingkat yang berbeda" mengenai masalah itu.
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018