• Beranda
  • Berita
  • Telkom: layanan telekomunikasi di Banten-Lampung berfungsi normal

Telkom: layanan telekomunikasi di Banten-Lampung berfungsi normal

23 Desember 2018 17:59 WIB
Telkom: layanan telekomunikasi di Banten-Lampung berfungsi normal
Operasional posko secara resmi dimulai dengan pengecekan kesiapan jaringan dan infrastruktur TelkomGroup secara serentak di seluruh Indonesia melalui video conference yang dipimpin langsung oleh Direktur Network & IT Solution Telkom Zulhelfi Abidin dari Posko Nasional yang berlokasi di Jakarta, Jumat (21/12/2018). (Istimewa)
Jakarta,  (ANTARA News) - PT Telkom Indonesia menyatakan seluruh layanan TelkomGroup baik seluler maupun non seluler tetap berfungsi secara normal hingga Minggu siang setelah terjadinya tsunami dan gelombang tinggi di kawasan Anyer, Provinsi Banten dan Kalianda Lampung, pada Sabtu malam (22/12).
 
"Pantauan kami, hingga hari Minggu siang belum ada laporan gangguan layanan, baik untuk Telkomsel,  IndiHome maupun layanan lainnya," kata Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo melalui keterangan resmi di Jakarta, Minggu.

Arif menjelaskan, meskipun ada beberapa BTS di area Anyer yang sempat tidak berfungsi akibat terganggunya catuan, namun layanan seluler pelanggan tetap dapat berfungsi normal.
 
TelkomGroup melalui Posko Siaga Natal dan Tahun Baru akan terus memantau dan terus menyiagakan personal untuk mengantisipasi kemungkinan adanya gangguan layanan pelanggan.

Arif menyampaikan seluruh jajaran TelkomGroup menyatakan turut berbela sungkawa dan duka cita mendalam atas terjadinya musibah tsunami yang melanda sebagian kawasan di  Selat Sunda dan berharap kondisi di kedua daerah terdampak dapat segera pulih.

Seperti diketahui, BMKG telah menyampaikan secara resmi bahwa tsunami telah terjadi dan menerjang beberapa wilayah pantai di Selat Sunda, diantaranya di pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan. Tsunami terjadi pada Sabtu (22/12) sekitar pukul 21.27 WIB.

Tsunami bukan dipicu oleh gempa bumi karena tidak terdeteksi adanya aktivitas tektonik. Kemungkinan tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Pada saat bersamaan, terjadi gelombang pasang akibat pengaruh bulan purnama. Jadi ada kombinasi antara fenomena alam yaitu tsunami dan gelombang pasang.

BMKG mendeteksi pada pukul 21.03 WIB, Gunung Anak Krakatau erupsi kembali dan menyebabkan peralatan  seismograf setempat rusak. Namun, seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus (tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan.

Baca juga: Kemenkes kerahkan tenaga kesehatan tanggap bencana tsunami Selat Sunda
Baca juga: BTS Telkomsel diharapkan kembali aktif sore ini usai tsunami

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018