"LAPAN telah melakukan respons cepat berbasis satelit Spot 6/7 tahun 2016-2017 dengan mengeluarkan Rilis 1. Kami bekerja sama dengan BNPB dan Bappeda Provinsi Banten untuk informasi ini yang dapat digunakan sebagai referensi evakuasi korban bencana tsunami," kata Kepala Bidang Diseminasi Pusfatja LAPAN M Priyatna saat dihubungi Antara, Senin
Priyatna mengatakan Rilis 1 berisi analisis potensi wilayah yang terdampak sesuai dengan kombinasi dari citra satelit, Digital Elevation Model (DEM), dan batas administrasi. Peta tersebut berisi prediksi aliran laut yang masuk ke daratan mulai dari tinggi 2,5 meter, 5 meter hingga 10 meter.
Sementara data setelah kejadian akan dimuat dalam Rilis 2 yang dilengkapi dengan analisis lanjutan.
LAPAN menyerahkan data-data tersebut ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten untuk mendukung proses evakuasi yang dijalankan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain itu LAPAN mengusulkan pengaktifan International Disaster Charter (IDC).
"Kemarin IDC telah diaktifkan respons bencana oleh UNSPIDER. Data pascabencana yang sudah diprogramkan adalah Radarsat, Pleiades, RapidEye dan TerraSAR-X," kata dia.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan mendapatkan data setelah bencana," ia menambahkan.
Baca juga:
Tim evakuasi temukan 52 jenazah di Tanjung Lesung
Korban meninggal akibat tsunami di Banten 176 orang
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018