"Ini sangat efektif untuk menemukan korban yang telah meninggal dunia," kata Kapolda Lampung, Irjenpol Purwadi Arianto di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengatakan pencarian korban bencana tsunami menggunakan anjing pelacak dengan tujuan untuk memudahkan pencarian para korban lainnya yang belum ditemukan. Beberapa korban yang telah ditemukan rata-rata tertimpa reruntuhan bangunan.
"Apalagi ini sudah memasuki hari ke-4 dan efeknya adalah bau. Dengan bau itu kita bisa lebih memudahkan untuk menemui korban menggunakan anjing pelacak," terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan pihaknya juga telah membentuk tim Disaster Victim Investigation (DVI) guna memudahkan dalam melakukan identifikasi jenazah yang telah ditemukan.
"Kita bisa identifikasi dari bekas-bekas material di tubuhnya ataupun melalui sidik jari jika masih memungkinkan. Jika jenazah anak kecil kita lakukan dengan cara mengumumkan jika ada keluarganya yang merasa kehilangan," jelas Kapolda.
Berdasarkan data dari Polda Lampung hingga pagi ini korban bencana tsunami di perairan Provinsi Lampung telah merenggut nyawa sebanyak 108 jiwa yang terdiri dari anak-anak hingga dewasa.
Dari 108 orang tersebut, Polda Lampung sampai saat ini masih melakukan identifikasi terhadap sembilan orang yang belum diketahui identitasnya.
Bencana tsunami tidak hanya merenggut ratusan nyawa di Provinsi Lampung. Sebanyak 240 orang juga mengalami luka ringan maupun luka berat.
Sampai berita ini diturunkan, korban luka-luka sedang menjalani perawatan di rumah sakit maupun puskesmas setempat.
Baca juga: Pantau dampak tsunami Selat Sunda, BNPB gunakan "Drone"
Baca juga: Tim gabungan terus cari korban tsunami di Lampung Selatan
Baca juga: Basarnas Banten kekurangan kantong jenazah
Pewarta: Hisar Sitanggang dan Damiri
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018