"Tim FKUI melakukan upaya penilaian dan cek kondisi pasien (triase) dengan menyusuri Puskesmas yang ada di sekitar daerah bencana, seperti di Menes, Labuan, Panimbang, dan RS Pandeglang," ujar Ketua Tim 1 RSCM/FKUI untuk tsunami Selat Sunda, dr Yogi SpOT (K), di Jakarta, Selasa.
Pihaknya juga melakukan upaya pendampingan tata laksana pasien-pasien khususnya politrauma dengan melakukan pemeriksaan lingkungan.
Dia menjelaskan sebagian besar korban tsunami merupakan para wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Dia menjelaskan jumlah korban yang luka-luka sekitar 800-an orang. Kemudian yang dibawa ke rumah sakit terdekat hanya sekitar 300-an, sedangkan 500-an pasien lagi, mengalami luka-luka yang tidak berat dan ada juga yang menolak tindakan dan minta dirujuk ke Jakarta dan Tangerang
"Pasien-pasien banyak yang minta dirujuk ke Jakarta, karena memang mereka wisatawan yang berasal dari Jakarta," jelas dia.
Sebagian besar korban luka mengalami trauma tumpul dan tajam jaringan lunak ekstremitas, punggung, perut, dada, dan kepala.
"Pasien yang mengalai trauma tumpul abdomen sempat mendapat pertolongan operasi." katanya.
Selain itu, banyak juga korban luka yang hidung dan telinganya kemasukan pasir.
Menurut Yogi, banyaknya korban yang selamat dikarenakan tsunami yang terjadi tidak terlalu dasyat dan tidak ada gempa bumi yang menyertainya.
Baca juga: Warga Pasir Tanjung Labuan berhamburan keluar rumah gara-gara air naik
Baca juga: BPPT siapkan Baruna Jaya I teliti penyebab tsunami Selat Sunda
Baca juga: Wilmar salurkan bantuan untuk korban tsunami Selat Sunda
Pewarta: Indriani
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018