Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan dolar AS mulai bergerak naik, namun relatif terbatas mengingat masih adanya kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi Amerika Serikat.
"Kecemasan akan melambatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat akibat 'shutdown' pemerintah masih menjadi isu yang menahan apresiasi dolar AS lebih tinggi," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pergerakan dolar AS juga relatif masih lesu karena banyak pasar global yang masih tutup untuk libur Natal.
Sementara itu, Analis CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan prospek kenaikan suku bunga The Fed masih menjadi salah satu faktor yang memicu minat investor terhadap aset berdenominasi dolar AS.
"Situasi itu masih membuka potensi bagi dolar AS menguat," katanya. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (26/12), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.602 dibanding sebelumnya (21/12) di posisi Rp14.480 per dolar AS.
Baca juga: Kenaikan bunga Fed bikin rupiah terperosok
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018