• Beranda
  • Berita
  • Yohana kunjungi pengungsi anak dan perempuan korban tsunami

Yohana kunjungi pengungsi anak dan perempuan korban tsunami

27 Desember 2018 19:13 WIB
Yohana kunjungi pengungsi anak dan perempuan korban tsunami
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise (dengan rompi hijau) mengajak anak-anak pengungsi dari Petobo yang wilayahnya terdampak likuifaksi bernyanyi di tenda kelas darurat di Petobo, Palu, Rabu (10/10/2018).
Pandeglang (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengunjungi pengungsi anak dan perempuan korban tsunami Selat Sunda di Posko GOR Margono, Kecamatan Labuan dan Posko Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang.

"Kami berharap warga yang ditimpa musibah tsunami bersabar dan tabah," kata Yohana di Labuan, Pandeglang, Banten, Kamis.

Kunjungan Yohana ke pengungsian anak dan perempuan di Kabupaten Pandeglang untuk memastikan langsung penanganan perempuan dan anak yang menjadi korban tsunami.

Menteri PPPA juga menyalurkan bantuan berupa pakaian layak pakai untuk perempuan dan anak, perlengkapan mandi dan selimut.

Selain itu juga memberikan bantuan pembalut dan popok bayi, susu untuk bayi, ibu hamil, dan ibu menyusui juga permainan anak dan bingkisan makanan.

Menteri menilai, para pengungsi telah ditangani dengan cukup baik serta hak-hak anak-anak dan perempuan juga terpenuhi.

Bahkan, Menteri mengapresiasi, banyaknya relawan yang membantu untuk memberikan terapi psikologis dengan melakukan permainan dan bernyanyi, sehingga bisa menghilangkan rasa trauma.

"Kita harus melindungi anak-anak dan perempuan agar tidak menimbulkan rasa ketakutan," ujarnya.

Sejumlah anak dan perempuan di Posko GOR Labuan mengatakan bahwa mereka merasa sangat senang kedatangan Menteri PPPA,selain memberikan bantuan juga menghibur dan memberian semangat.

"Kita sebagai masyarakat tentu merasa bahagia dikunjungi pejabat negara," kata Ibu Cicih (35) sambil menggendong anaknya.

Cicih mengatakan, dirinya selama lima hari tinggal di pengungsian terpenuhi kebutuhan bahan pokok juga aneka makanan sehingga tidak terancam kelaparan.

Disamping itu juga anak-anak bisa bermain,sehingga cukup menyenangkan tinggal di pengungsian.

"Kami baru berani kembali ke rumah setelah dinyatakan aman dari ancaman bencana tsunami," kata warga Teluk Kecamatan Labuan sambil menyatakan kediamannya hanya hanya berjarak 150 meter dari pantai.

Baca juga: Relawan Pertamina hibur anak-anak korban tsunami Selat Sunda
Baca juga: Gubernur Jabar serahkan bantuan korban tsunami Selat Sunda
Baca juga: Dapur umum dipindah antisipasi peningkatan status Anak Krakatau

 

Pewarta: Mansyur
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018