Hasil penelitian kedua profesor ini menunjukkan bahwa teknologi nuklir bukan hal yang menakutkan lagi, namun dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dalam kesejahteraan manusia
Jakarta (ANTARA News) - Majelis pengukuhan profesor riset mengukuhkan dua peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebagai profesor riset baru di Auditorium Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta, Kamis.
Dengan dikukuhkannya dua peneliti BATAN, yakni Anhar Riza Antariksawan dan Mukh Syaifudin maka jumlah profesor di BATAN mencapai 52 orang, dan yang masih aktif hingga saat ini sebanyak 17 orang.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan di tengah banyaknya masyarakat yang masih takut terhadap pemanfaatan nuklir, kedua profesor ini tetap melakukan penelitian tentang teknologi nuklir.
“Kedua profesor kita ini telah menunjukkan dedikasi dalam hidupnya dalam melakukan penelitian pemanfaatan teknologi nuklir," kata Handoko.
Menurut dia, hasil penelitian kedua profesor ini menunjukkan bahwa teknologi nuklir bukan hal yang menakutkan lagi, namun dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dalam kesejahteraan manusia.
Hal ini, kata dia, dapat menjadi bukti kepada seluruh pemangku kepentingban bahwa teknologi nuklir tidak perlu lagi ditakuti.
Prof Anhar Riza Antariksawan meniti karir sebagai peneliti utama sejak 1 Mei 2004 dari Pusat Sains dan Teknologi Akselerator dan Prof Mukh Syaifudin dari Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi meniti karir sebagai peneliti utama sejak 1 Juli 2012
Sekretaris Utama BATAN Falconi Margono mengatakan pihaknya sebagai lembaga penelitian terus berupaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusianya.
“Saat ini BATAN terus mendorong para pegawainya untuk meningkatkan kompetensinya untuk mencapai tujuan strategis lembaga," kata Falconi.
Pengukuhan profesor riset kepada dua peneliti utama BATAN kali ini menjadi wujud nyata upaya pihaknya dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM). "BATAN mengajak seluruh peneliti utama untuk terus berkarya dengan penelitiannya di bidang pengembangan teknologi nuklir," kata Falconi.
Bertambahnya profesor di BATAN, menurut Falconi, semakin memantapkan posisi badan ini sebagai technical support organization (TSO), technology provider, dan Clearing House Teknologi Nuklir.
Falconi berharap pemanfaatan teknologi nuklir ke depan semakin dirasakan oleh masyarakat luas melalui karya para peneliti BATAN.
Baca juga: Peneliti BATAN: Teknologi keselamatan reaktor alami perkembangan
Baca juga: Batan rampung mendesain reaktor daya eksperimental
Baca juga: Batan: desain reaktor daya eksperimental libatkan konsorsium
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018